Segarkan Mata dan Manjakan Lidah di Agrowisata Kopi Organik Banyuwangi

Banyuwang memiliki destinasi wisata untuk kamu yang menyukai kopi dan suasana perkampungan.

oleh Gilar Ramdhani pada 19 Okt 2020, 11:03 WIB
Diperbarui 19 Okt 2020, 11:02 WIB
Segarkan Mata dan Manjakan Lidah di Agrowisata Kopi Organik Banyuwangi
Dok. Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta Ingin Ngopi sambil berwisata? Silahkan datang ke Banyuwangi. Salah satu tempat yang wajib anda kunjungi adalah Kelurahan Gombengsari, Kecamatan kalipuro, Banyuwangi. Kelurahan ini dikenal sebagai Kampung Kopi Gombengsari.

Menurut informasi dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, Pola tanam kopi di Gombengsari ini dibudidayakan secara Organik, Pertanian organik mengedepankan hubungan yang harmonis antara unsur yang ada di alam. Mayoritas kopi yang ditanam di kampung ini adalah jenis Robusta yang tumbuh pada ketinggian 400-600 mdpl.

Diolah melalui proses natural, berada di wilayah geografis alam dan angin yang sangat menguntungkan, perpaduan hembusan angin laut yang membawa unsur garam dan angin gunung yang mengandung unsur belerang menciptakan ciri dan karakter kopi yang khas. Keunikan lainnya bisa kita dapatkan dalam sensasi kekuatan aroma dan flavour yang khas dari kopi robusta ini.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada kunjungan kerja ke Wonogiri bulan Juli lalu, Mentan menyampaikan bahwa generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Ia meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak generasi muda. Mentan menaruh harapan besar di bidang pertanian untuk para generasi milenial yang berani mendirikan usaha, dimana wisata pertanian menjadi salah satu andalan Indonesia, banyak provinsi di Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan agrowisata.

 

Segarkan Mata dan Manjakan Lidah di Agrowisata Kopi Organik Banyuwangi
Kelompok tani yang mengembangkan kopi organik.

Salah satu kelompok tani yang mengembangkan kopi organik ini adalah kelompok tani Kopi Rejo binaan dari  Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya.

Kresno Suharto, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya dalam kunjungan beberapa waktu lalu memberikan apresiasi kepada kelompok tani yang telah menjalan program kegiatan desa organik dengan baik, salah satunya yaitu dengan mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa untuk menjadi wisata edukasi yang menarik.

Adalah Hariono (43) selaku manajer ICS pertanian organik Kelompok tani Kopi Rejo yang menginisiasi membuat agrowisata kopi. Mayoritas warga kelurahan gombengsari ini mata pencaharian adalah petani kopi dan peternak kambing. Selama ini tidak ada perubahan signifikan dalam usahanya, ditambah lagi kesulitan mencari pupuk kimia maka menjadi tekad Hariono dan pemuda desa untuk mengintegrasikan perkebunan kopi dan peternakan kambing etawa.

Pada tahun 2018 salah satu kelompok tani di Kelurahan Gombengsari yaitu kelompok tani kopi rejo mendapat program pertanian organik dari BBPPTP Surabaya sehingga menjadi penambah tekad Hariono untuk menerapkan pertanian organik. Pembinaan mulai dari budidaya, pasca panen dan pemasaran telah diberikan oleh BBPPTP Surabaya. Kelompok tani Kopi rejo ini telah mendapatkan sertifikat organik berstandar eropa.

"Ada yang menarik pada pengelolaan kebun kopi di Kelurahan Gombengsari ini karena selain Tanaman Kopi yang tumbuh di Perkampungan penduduk, di tempat ini juga merupakan sentra Peternakan kambing etawa yang menghasilkan susu yang sangat nikmat. Udara yang segar ditemani secangkir kopi dan Susu kambing etawa serta senyuman ramah masyarakat memberi kesan mendalam tentang Kampung Kopi Gombengsari ini. Bila anda berkunjung ke Banyuwangi jangan lewatkan pesona Kampung Kopi Gombengsari," kata Hariono selaku manajer ICS pertanian organik Kelompok tani Kopi Rejo (19/10/2020).

 

Segarkan Mata dan Manjakan Lidah di Agrowisata Kopi Organik Banyuwangi
Suasana ngopi di Kelurahan Gombengsari.

Hariono Menambahkan, bahwa bentuk wisata kopi di kelurahan gombengsari ini berupa tour kebun kopi, mengenal jenis-jenis kopi, petik kopi (saat panen), belajar memproses kopi secara tradisional (Sangrai, menumbuk dan menyeduh) perah susu kambing etawa, memberi minum kambing dengan dot serta kesenian masyarakat banyuwangi.

Dalam sebulan, Lanjut Hariono, berbagai tamu mulai dari pejabat kabupaten, provinsi, hingga pusat, BUMN, Perbankan serta turis dari mancanegara telah berkunjung ke Gombengsari. Banyaknya kunjungan dari berbagai pihak tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat Gombengsari.

Turis dari USA  Ashley dan Sinead yang pernah berkunjung di  agrowisata ini  mengaku cukup senang karena bisa belajar kopi mulai dari hulu hingga hilir, udaranya sejuk, makanannya nikmat, Kopinya mantap  dan masyarakatnya ramah.

Mewakili Kelompok tani Kopi Rejo Hariono berharap  ada dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan wisata kopi ini yaitu dengan tambahan gazebo dan ruang pertemuan di areal pertanaman kopi, promosi dan peralatan  cafe dan pasca panen, karena selama ini kelompok tani hanya mengandalkan peralatan  tradisional  untuk mengolah kopi hingga menjadi bubuk.

 

Segarkan Mata dan Manjakan Lidah di Agrowisata Kopi Organik Banyuwangi
Duta Bahari 2017.

Prinsip pertanian organik yang diterapkan di kelompok tani ini yaitu:

Ekologi

Konsep ekologi menitikberatkan pada lingkungan dan keseimbangan alam, oleh karena itu Petani Gombengsari menerapkan pertanian organik. Budidaya  pertanian  organik  menggunakan pendekatan  ekosistem  yang  selaras  dengan proses  ekologi dan  biologi,  seperti  hubungan dalam  jaringan  makanan,  pemeliharaan  kesuburan  tanah,  pengendalian  organisme pengganggu  tumbuhan  (OPT)  secara  alami  dan penganekaragaman  makhluk  hidup  lain  dalam ekosistem.

Edukasi

Kebun kopi kelompok tani Kopi Rejo ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Pengunjung agrowisata dapat belajar dan praktek pengelolaan kebun kopi secara organik. Sistem edukasi menganut prinsip Learning by doing sehingga pengunjung dapat menambah pengetahuan mereka tentang cara budidaya kopi dari hulu hingga ke hilir.

Estetika

Agrowisata Kopi Organik Gombengsari ini didesain sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Selain belajar tentang bertanam kopi, di bulan-bulan tertentu ketika kopi mulai masak, pengunjung diperbolehkan untuk memetik buah kopi sendiri.

Ekonomi

Ekonomi adalah ujung dari sederet proses yang sudah dilakukan. Petani akan mendapatkan keuntungan materiil dari setiap usaha yang dilakukan. Keuntungan secara ekonomi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan petani sehingga taraf hidup dan kesejahteraan petani semakin meningkat.

Bagi yang berminat mengunjungi kampung kopi organik Gombengsari Banyuwangi silahkan menghubungi Hariono : 085204932960.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya