BUMN Buka 1.000 Lowongan Kerja buat Putra-Putri Papua

Program Perekrutan Bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk putra-putri Papua dan Papua Barat masih terus dilakukan sampai saat ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 28 Okt 2020, 14:49 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 14:15 WIB
Logo baru Kementerian BUMN
Logo baru Kementerian BUMN

Liputan6.com, Jakarta - Program Perekrutan Bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk putra-putri Papua dan Papua Barat masih terus dilakukan sampai saat ini. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas ekonomi di daerah tersebut.

Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni mengatakan, rekrutmen ini dilakukan sampai bulan Desember mendatang. Ditargetkan 1.000 orang akan ditempatkan di berbagai BUMN.

"Insya Allah kami tetap berupaya melakukan rekrutmen sampai dengan akhir tahun ini, dan jika belum memenuhi target, kita akan lanjutkan tahun depan," kata Alex Denni kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).

Dalam proses perekrutan ini, pihaknya dibantu oleh Forum Human Capital Indonesia (FHCI). Diharapkan pada Desember nanti, putra-putri terbaik Papua dan Papua Barat sudah bisa bekerja.

"Diharapkan awal Desember sudah bisa boarding. Untuk progress sudah berapa per hari ini mungkin bisa ditanyakan ke FHCI," kata Denni. Menurut dia, program ini diyakini akan menbuat pemerataan ekonomi seperti tujuan pemerintah. "Kami sangat menghargai komitmen yang ditunjukkan oleh BUMN kita," ujar dia.

Pemerataan pembangunan nasional yang dititik beratkan di daerah Papua dan Papua Barat oleh Pemerintahan Joko Widodo, tentu memerlukan kesiapan yang menyeluruh.

Terutama pembangunan sumber daya manusia sebagai bagian dari penikmat dan pelaku pembangunan tersebut, putera puteri daerah asal Papua dan Papua Barat harus bersiap.

Muklis Nabi, asal suku Sebyar di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat adalah adalah satu contohnya. Mantan penjaga apotek paruh waktu itu mendapat beasiswa dari Kabupaten Teluk Bintuni untuk menempuh pendidikan di Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni. Atau yang lebih dikenal sebagai P2TIM.

"Saya awalnya coba-coba ketika P2TIM buka pendaftaran pertama dulu, Alhamdulillah kok tembus. Ya dari fasilitas semua, sangat lengkap. Makan, buku maupun modul semua disediakan oleh P2TIM, gratis. Saya sangat bersyukur bisa sampai ke Jakarta, kita bangun tol Bekasi, Cikunir. Dari Cikunir, tidak salah ada sekitar dua bulan, dua bulan itu saya dipindahkan ke Pancoran, untuk membangun stasiun, itu pun juga dari Adi Karya,” kata Muklis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ikuti Jejak Senior

Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Ia berharap anak-anak Papua maupun Bintuni lainnya bisa mengikuti jejak mereka maupun senior-senior mereka yang telah lebih dahulu berkancah di panggung nasional dan internasional.

“Dan saya bekerja di sini, sebagai rigger, itu atas kemampuan saya, yang selama saya belajar. Sertifikasi yang telah mereka berikan, ya gitu lah yang saya dapat selama saya belajar. Maka dari itu, anak-anak Papua dan Papua Barat harus bisa lebih baik lagi ke depan. Harus bisa kita tunjukkan kompetensi kita sebagai anak daerah,” pungkas Muklis.

Kebutuhan akan tenaga kerja dengan kemampuan dan kompetensi secara spesifik, rupanya telah dilihat oleh Pemerintah Daerah Teluk Bintuni sejak 2017 silam. Pada tahun 2018, Pemda Teluk Bintuni secara resmi menggandeng Petrotekno untuk membuka pendidikan vokasi atau balai pelatihan, yaitu Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Teluk Bintuni.

Sampai dengan saat ini, P2TIM telah meluluskan lebih dari 500 tenaga kerja dengan 18 sertifikasi profesi, baik nasional, yakni BNSP, juga internasional, yakni ECITB dan Opito. 18 sertifikasi profesi ini menjadi modal bagi lulusan P2TIM di bidang teknik industri dan migas, dengan spesifikasi keahlian level dua di bidang rigging, scaffolding, electric, welding juga pipe fitting.

Kemampuan serta kompetensi ini, tak hanya dapat mendatangkan manfaat bagi dunia industri di Teluk Bintuni, Papua maupun Papua Barat. Bahkan beberapa lulusan P2TIM sudah memberikan kontribusi di level nasional.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya