Harga Minyak Naik 2 Persen Dibayangi Kasus Covid-19 Dunia Terus Bertambah

Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada hari Selasa

oleh Tira Santia diperbarui 04 Nov 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada hari Selasa, naik dengan pasar keuangan lainnya pada Hari Pemilihan AS. Meskipun para pedagang bersiap untuk volatilitas tergantung pada hasil pemungutan suara dan karena melonjaknya kasus virus corona di seluruh dunia memicu kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar.

Dikutip dari CNBC, Rabu (4/11/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 84 sen, atau 2,2 persen menjadi USD 39,81 per barel.  Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 85 sen, atau 2,3 persen, lebih tinggi pada USD 37,66 per barel.

Setelah kampanye presiden yang memuakkan yang mengekspos kedalaman perpecahan politik di Amerika Serikat, orang Amerika melakukan pemungutan suara pada hari Selasa untuk memilih Donald Trump yang sedang menjabat atau penantang Joe Biden untuk memimpin negara yang dilanda pandemi selama empat tahun ke depan.

“Pemilu mendominasi pasar hari ini. Minyak mentah naik, secara umum tampaknya bahwa hasil akhirnya bisa datang paling cepat besok,” kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.

Dia juga mencatat bahwa sapuan Demokrat dapat mengarah pada ukuran paket stimulus yang akan menjadi positif untuk harga minyak.

Indeks pasar saham utama AS semuanya diperdagangkan lebih tinggi, dengan S&P 500 naik 1,8 persen.

Dolar AS, sementara itu, merosot 0,6 persen terhadap sekeranjang mata uang karena selera risiko tumbuh pada taruhan bahwa Biden akan menang.

Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang menurut para pedagang membantu meningkatkan harga minyak mentah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ancaman Kasus Covid-19

Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Para analis mengatakan kenaikan harga minyak dibatasi oleh meningkatnya kasus virus corona dan ancaman penguncian tambahan yang dapat menekan permintaan energi.

Italia dan Norwegia menjadi negara Eropa terbaru yang memperketat pembatasan COVID-19.

Harga minyak, yang turun lebih dari 10 persen pekan lalu, mendapat penangguhan hukuman minggu ini setelah anggota OPEC Aljazair keluar untuk mendukung penundaan rencana peningkatan produksi minyak OPEC + mulai Januari. Sementara itu, Menteri Energi Rusia meningkatkan kemungkinan dengan perusahaan minyak negara itu untuk menghindari jatuhnya harga.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC +, akan melakukan pemotongan taper sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) sekitar 2 juta barel per hari mulai Januari.

Pergerakan harga minyak terjadi menjelang data yang diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah AS naik 900 ribu barel pekan lalu setelah naik 4,3 juta barel pada pekan sebelumnya.

American Petroleum Institute (API), sebuah grup industri, akan merilis laporan inventarisnya Selasa malam menjelang data pemerintah dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya