Kemendag: Tak Ada Teman Abadi dalam Sistem Perdagangan Internasional

Saat ini pembagian kerja global di dalam sistem perdagangan global sedang berlangsung. Pembagian tersebut terjadi karena sebuah negara tidak bisa unggul dalam segala hal.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Nov 2020, 12:45 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 12:45 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Iman Pambagyo, mengatakan bahwa pandemi covid-19 menimbulkan berbagai tantangan di perdagangan Internasional. Salah satunya semakin ketatnya persaingan perdagangan antar negara termasuk di antara anggota blok perdagangan.

“Tidak ada kata teman abadi, hanya kepentingan nasional abadi, di mana memulihkan kepercayaan pada WTO dan sistem perdagangan multilateral akan membutuhkan waktu. Persaingan menjadi lebih ketat dari waktu ke waktu, termasuk di antara anggota blok perdagangan,” kata Iman dalam diskusi Online, Jumat (6/11/2020).

Tantangan lainnya, meningkatnya kebutuhan akan perdagangan dan diplomasi Kebijakan perdagangan atau ekonomi yang bermasalah, dapat dengan cepat dipenuhi dengan tindakan hukuman atau ditantang berdasarkan perjanjian perdagangan yang berlaku.

Iman melanjutkan, saat ini pembagian kerja global sedang berlangsung. Pembagian tersebut terjadi karena sebuah negara tidak bisa unggul dalam segala hal atau menghasilkan segalanya.

Selanjutnya, strategi untuk mengatasi tantangan perdagangan tersebut diantaranya yang pertama, mengamankan dan meningkatkan akses pasar tradisional sambil menjajaki pasar non-tradisional melalui negosiasi dan diplomasi.

“Kedua, mempercepat transformasi ekspor dari komoditas menjadi produk dan jasa yang memiliki nilai tambah, menaiki tangga rantai pasokan,” ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Cari Produk Ekspor yang Kompetitif

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, memiliki target yang jelas dengan menghemat waktu dan energi, fokus pada mengekspor dan menarik investasi.

Keempat, meningkatkan pemanfaatan perjanjian perdagangan yang ada seperti AEC, AC-FTA, AI-FTA, AK-FTA, AJ-EPA, AANZFTA dan IP-PTA.

Selain itu kemendag juga tengah meminimalkan penerapan kebijakan yang berpotensi dapat ditindaklanjuti berdasarkan berbagai perjanjian sambil memperbarui "daftar dosa" di negara lain, dengan mengutamakan produk ekspor yang kompetitif dengan memperhatikan produk yang daya saingnya menurun di pasar global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya