Curah Hujan Tinggi, Kementan Ajak Petani Pasuruan Manfaatkan Asuransi

Meningkatnya curah hujan harus diantisipasi petani dengan memiliki asuransi pertanian.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 08 Nov 2020, 18:06 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2020, 18:06 WIB
Curah Hujan Tinggi, Kementan Ajak Petani Pasuruan Manfaatkan Asuransi
Tak hanya sawah, banjir juga merendam lebih dari 1.500 rumah warga (Bangun Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pasuruan Akibat curah hujan yang cukup tinggi, sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terendam banjir. Termasuk juga di lahan persawahan. Mengantisipasi hal ini, Kementerian Pertanian mengajak petani di Pasuruan untuk memanfaatkan asuransi.

Salah satu wilayah di Pasuruan yang terkena banjir adalah Desa Kedungboto, Kecamatan Beji. Bencana ini membuat padi baru dipanen ikut terendam.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan meningkatnya curah hujan harus diantisipasi petani.

“Berdasarkan informasi BMKG, kita akan menghadapi fenomena La Nina. Dimana curah hujan akan lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini bisa mengganggu buat pertanian dan bisa menyebabkan gagal panen. Oleh sebab itu, kita mengajak petani untuk memanfaatkan asuransi,” katanya, Minggu (8/11/2020).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Masuk Musim Tanam, Pemerintah Sarankan Petani Segera Daftar Asuransi Pertanian
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Pernyataan serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

"Asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana. Asuransi akan meng-cover lahan-lahan pertanian dan ada proses ganti rugi saat lahan pertanian gagal panen,” terangnya.

Ditambahkannya, dengan asuransi petani bukan hanya bisa terhindar dari kerugian.

“Asuransi memiliki klaim yang bisa dimanfaatkan petani untuk tanam kembali. Dengan asuransi petani bisa beraktivitas di lapangan dengan tenang,” katanya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya