9 Tahun Berkarya dengan Memadukan Seni Lukis Lampion dan Batik Tulis

Motif batik ini berisi 50 lebih fragmen atau penggalan cerita rakyat, seperti anak bermain layangan, bermain odong-odong, kemeriahan pasar malam, para petani, buruh, pedagang asongan, penjual gorengan, orang kenduri, pertandingan pencak silat, dan kehidupan lainnya

oleh stella maris pada 09 Nov 2020, 12:58 WIB
Diperbarui 14 Nov 2020, 15:51 WIB
Batik Bangsawan khas Gresik
Batik Bangsawan khas Gresik.

Liputan6.com, Jakarta Pekalongan, Solo, dan Cirebon adalah tiga kota yang menjadi pusat batik terbesar di Indonesia. Melihat fakta bahwa batik menjadi warisan budaya tak benda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, 

Batik merupakan warisan budaya tak benda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang ditetapkan UNESCO pada 2009. Jika ditelusuri, tiga kota terbesar batik ada di Pekalongan, Solo, dan Cirebon. 

Meski tiga kota itu paling dikenal, namun hampir setiap daerah memiliki motif batik. Salah satunya adalah Gresik. Ya, Gresik kini punya batik dengan desain unik yang dihadirkan oleh Nur Kholis. 

Nama usaha yang didirikan Nur Kholis adalah Batik Bangsawan. Pria kelahiran 1981 ini mengaku bahwa kotanya bukan daerah yang memiliki akar pembatikan. 

Namun Nur Kholis yakin bahwa daerahnya bisa menciptakan motif batik yang unik dan dapat diterima pasar. Tak muluk-muluk, Nur Kholis membuat usaha batik ini dengan harapan ingin menyelamatkan tradisi Damar Kurung yang melegenda di Gresik, dari kepunahan. Juga memberi peluang agar anak-anak dapat terlibat langsung pada proses membatik sejak dini. 

"Damar Kurung adalah seni menghias lampion dengan objek lukis kegiatan masyarakat urban sehari-hari, seperti bermain layangan, kenduri, pencak silat, tilik orang sakit, keramaian pasar malam, dan lainnya," kata Nur Kholis. 

Oleh karena itu, Nur Kholis pun mulai merintis usahanya dengan menggabungkan teknik membatik tulis dengan tradisi Damar Kurung.

Modal Rp10 Juta Omzet Capai Rp100 Juta

Nur Kholis mendirikan usaha Batik Bangsawan dibantu oleh sang istri. Pada Februari 2011, mereka memutuskan menggelontorkan tabungan pribadi sebesar Rp10 juta. 

Untuk meneruskan operasional, salah satunya menyewa toko, Nur Kholis juga melakukan pinjaman ke bank. Dari hasil pinjaman itu, Nur Kholis kini bisa menciptakan KAWULO ALIT yang menjadi motif batik khas Gresik (desain terdaftar). 

Motif batik ini berisi 50 lebih fragmen atau penggalan cerita rakyat, seperti anak bermain layangan, bermain odong-odong, kemeriahan pasar malam, para petani, buruh, pedagang asongan, penjual gorengan, orang kenduri, pertandingan pencak silat, dan kehidupan lainnya.

Dari banyaknya fragmen yang ditampilkan, usaha Nur Kholis pun berdampak positif pada kehidupan sosial di daerahnya. Ya, Nur Kholis kini mempekerjakan 13 karyawan, di antaranya: 

  • 4 orang pembatik tulis 2 orang pembatik cap yang digaji dengan rentang gaji Rp1,2-1,5 juta
  • 4 orang aktif penjahit yang digaji disesuaikan dengan banyaknya orderan dengan rata-rata Rp1,2-1,5 juta
  • 1 orang penjaga toko yang digaji dengan rentang gaji Rp1,2-1,5 juta
  • 2 orang online store yang digaji disesuaikan dengan banyaknya orderan untuk fotografer produk, admin dan kurir, bayarannya dalam satu sesi adalah Rp200-500 ribu

Penghasilan untuk karyawan itu ternyata masih diluar bonus. Di balik keberhasilannya, kini Batik Bangsawan juga menjadi salah satu peserta Festival Kreatif Lokal 2020. 

Target Pasar yang Meluas

Meski didirikan pada 2009, namun Batik Bangsawan berhasil memperluas target pasarnya. Awalnya pada 2011 target pasar Batik Bangsawan adalah menengah ke bawah. Mereka dapat membeli motif batik khas Gresik ini secara offline. 

Namun ternyata, peminat Batik Bangsawan makin banyak. Alhasil Batik Bangsawan juga dipasarkan secara online. Bahkan kini, pemasaran dilakukan untuk pasar menengah ke atas yang dijangkau melalui kegiatan direct selling ke perusahaan dan penjualan online di website yang dimulai pada 2016, dan Facebook, Instagram serta marketplace dimulai tahun ini.

Keberhasilan Nur Kholis mempertahankan usahanya patut diapresiasi. Dari modal sebesar Rp10 juta dan pinjaman bank, Nur Kholis berhasil meraup omzet Rp25 juta-Rp100 juta per bulan. 

Bahkan kini Batik Bangsawan memiliki aset perusahaan seperti mobil operasional, peralatan untuk online shop, dua tempat workshop batik cap dan batik tulis di Lamongan. Meski demikian toko dan tempat produksi masih menyewa.

Dengan semua kerja kerasnya selama ini, Nur Kholis pun berkomitmen untuk terus membangun gagasan kreativitas batik tulis yang baru. 

"Jadi, baik dalam konsep desain dan SDM dilibatkan, serta membangun basis online yang kuat untuk menjangkau pasar lebih luas," katanya. 

Nah jika kamu tertarik membeli produk lokal karya anak bangsa, segera kunjungi e-commerce ini atau website Batik Bangsawan. Follow juga akun Instagram @batik.bangsawan. 

Untuk diketahui, Festival Kreatif Lokal 2020 adalah kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Adira Finance bekerja sama dengan Kemenparekraf RI bertemakan #BangkitBersamaSahabat yang diadakan mulai Agustus 2020 hingga Januari 2021 mendatang. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Adira Finance terhadap program Kemenparekraf RI #BeliKreatifLokal dan Bangga Buatan Indonesia.

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya