Hasil Riset LIPI Kini Bisa Dibisniskan, Minat?

LIPI mempersilakan hasil risetnya dibisniskan oleh orang lain, apalagi oleh pelaku UMKM.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Nov 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 16:30 WIB
FOTO: LIPI Pamerkan Drone Pendeteksi Kerumunan Masa Saat Pilkada
Peneliti LIPI Dr. Edi Kurniawan menunjukkan drone physical distancing di Puspitek Serpong, Banten, Senin (26/10/2020). Drone ini bisa digunakan untuk kebutuhan beragam seperti pada bencana maupun mendeteksi tingkat kemacetan. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, LIPI mempersilakan hasil risetnya dibisniskan oleh orang lain, apalagi oleh pelaku UMKM.

“Dulu kita mencampur adukan antara kita meriset dan bisnis, kalau sekarang kami fokus hanya bisnisnya, dan kita persilakan hasil riset kami itu di bisnis kan orang lain,” kata Laksana dalam webinar Inovasi dan Teknologi Solusi Kebangkitan UMKM di Tengah Pandemi, Rabu (11/11/2020).

Dirinya menegaskan bahwa LIPI memang menciptakan solusi teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha dan pelaku UMKM. Dimana LIPI membatasi diri untuk fokus pada riset dibanding membisniskan hasil riset sendiri.

“Bukan kami yang melakukan bisnisnya, jadi kami batasi sehingga peneliti kami itu bisa fokus ke risetnya silahkan teman-teman UMKM, kalau ada yang menarik dan bisa dibisniskan monggo dibisniskan kami sangat terbuka,” katanya.

Justru biasanya dari para pelaku UMKM itulah LIPI mendapatkan feedback yang bagus untuk risetnya. Jika suatu hasil riset setelah diterapkan mendapatkan masalah di UMKM-nya tentu itu menjadi tantangan yang baru lagi untuk para peneliti LIPI untuk mencari solusi dari masalah tersebut.

Misalnya pengemasan kalengan yang dianggap terlalu mahal, maka LIPI melakukan riset dan menciptakan teknologi pengemasan baru yang lebih murah dan tentunya bisa diperbaharui. Dirinya mengatakan saat ini LIPI sedang mengembangkan kemasan yang bisa dimakan.

“Supaya orang-orang yang malas kalau buka bumbu yang isinya kecil-kecil harus dibuang, maka LIPI membuat kemasan tersebut bisa dicelupin dan nanti bisa dimakan, memang terdengar aneh tapi dalam teknologi dan riset itu menarik sekali,” jelasnya.

Demikian Laksana mengajak kepada para pelaku UMKM yang mengalami kesulitan dalam usahanya atau ada ide, bisa mengajukan ke LIPI agar pihaknya bisa mencarikan solusi melalui riset dan pengembangan teknologi menyangkut dunia usaha diluar dana.

“Kalau ada request Monggo disampaikan, saya perlu yang ini, saya perlu justru itu yang membuat teman-teman peneliti kita makin termotivasi untuk membuat riset dan memang punya manfaat yang luar biasa,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

LIPI Siap Bantu UMKM Tingkatkan Penjualan di Tengah Pandemi

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, pihaknya membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan berbagai inovasi agar mendapatkan pendampingan dan pelatihan berjualan di masa pandemi Covid-19.

“Kami memang tidak bisa memberikan bantuan dalam bentuk pendanaan, tetapi Insyaallah kami bisa berikan bantuan dalam teknologi, pendampingan, pelatihan jadi tidak perlu khawatir Lipi tidak hanya hanya ada di Jakarta,” kata Laksana, dalam webinar Inovasi dan Teknologi Solusi Kebangkitan UMKM di Tengah Pandemi, Rabu (11/11/2020).

Ia mengatakan, selama ini pun LIPI telah banyak membina UMKM dalam memberikan berbagai solusi teknologi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan UMKM di daerah masing-masing. Menurutnya memang tidak dapat dipungkiri dampak negatif Covid-19 untuk dunia usaha khususnya UMKM.

Namun dirinya yakin LIPI bisa membantu dalam hal pembinaan dan pelatihan. Ini lantaran LIPI merupakan salah satu lembaga riset yang terbesar dan tertua di negara ini, serta penghasil inovasi, hak paten terbanyak secara nasional.

“Artinya banyak inovasi yang juga sudah bisa dimanfaatkan dengan melalui mekanisme lisensi ke para pelaku usaha riil dari berbagai tingkatan,” ujarnya.

Ia menegaskan, lisensi dari LIPI itu tidak selalu harus ada royaltinya. 

“Mengapa ini sangat penting karena kita tahu bahwa kita sudah tidak bisa lagi berbisnis dengan cara metode yang konvensional lagi, karena banyak orang enggan keluar rumah dan sebagainya. Sehingga kita harus mencari menemukan berbagai cara metode yang lain,” jelasnya.

Baik itu cara memproses maupun cara menjual produk UMKM. Sehingga bisa mengembalikan setidaknya omzet dari para pelaku UMKM.

“Kami siap membantu dengan melalui berbagai inovasi sudah kami miliki atau kalaupun belum Kami miliki dan itu problem baru tentu akan sangat menarik bagi para peneliti kami untuk mengembangkannya dan bisa memberikan solusi yang lebih baik bagi teman-teman di UMKM,” ungkapnya.

Menurutnya, meskipun pandemi ini membawa dampak buruk tetapi kita selalu tahu bahwa dibalik dampak buruk itu selalu ada hikmah. Jadi disitulah tergantung pada upaya kita untuk mencari sisi positif.

“Kita harus membuat rencana ini sebagai kesempatan opportunity baru, kesempatan untuk mengembangkan produk, untuk memperluas pasar yang tadinya hanya bisa jualan di depan rumah, dengan teknologi pengemasan mungkin itu bisa diperluas pasarnya bisa dijual online,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya