Liputan6.com, Jakarta Pelatihan Pengenalan Kompetensi Perencanaan dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Distance Learning) diselenggarakan pada 11-13 November 2020. Ini merupakan kegiatan yang digelar Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Tujuan digelarnya pelatihan ini untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjelaskan kompetensi perencanaan dan pengoperasian PLTP dan pelaksanaan uji kompetensi pada tenaga teknik ketenagalistrikan berdasarkan regulasi dan peraturan yang ada.
Baca Juga
Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi, Barman Tambunan dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada PPSDM KEBTKE yang telah memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan selama 3 hari ini.
Advertisement
Barman mengatakan bahwa BPPT mempunyai tanggung jawab dan tantangan yang cukup besar dalam menyiapkan kemampuan Indonesia dengan pembangkitan panas bumi. BPPT sudah cukup lama dalam melakukan kegiatan pengembangan pilot project bidang panas bumi.
Saat ini BPPT sudah memiliki 2 pembangkit pilot project yang satu di Kamojang dengan kapasitas 3 Mega Watt (3MW) dan satu lagi di Lahendong dengan kapasitas 500 kilo Watt (500 kW) atau 0,5 MW sudah merupakan bukti nyata dan kemampuan mumpuni dalam geothermal.
Walaupun secara pemanfaatan belum ada tanggapan yang serius dari pihak-pihak stakeholder. Rencananya tahun ini tim panas Bumi BPPT melakukan pengembangan lebih lanjut dengan melihat potensi di sumur yang lain yang kemungkinan.
"Kami sempat membahas dengan PGE lokasinya ada di Sibayak dengan kapasitas yang lebih besar yang sudah kita pasang di Lahendong maupun di Kamojang," jelasnya.
Pada saat ini pada tahapan feasibility study yang dilanjutkan dengan tahapan detail engineering desain diharapkan ke depannya menjadi dokumen lengkap bagi mitra.
"Kami yang ingin membangun geothermal ke depannya, apakah akan menjadi pembiayaan Pemerintah atau pihak swasta masih menjadi diskusi selanjutnya. Dalam pemikiran saya bahwa ide dari pengembangan geothermal ini adalah bagaimana kita bisa melahirkan industri pendukung, industri manufaktur pendukung dalam pembangunan panas bumi ini," jelas Barman.
"Jadi okelah mengenai jualan listriknya sebagai dampak, tapi bagaimana ekosistem pembangunan industri panas bumi ini bisa kita bangkitkan dengan adanya kepercayaan dari industri-industri manufaktur pendukung terutama dari turbinnya, generatornya, sistem piping-nya."
Oleh karena itu, Barman menyebut bahwa pihaknya dapat meningkatkan TKDN sekaligus meyakinkan industri agar dapat terlibat dalam pembangunan geothermal ini. Industri dapat mempunyai perhitungan kuantiti kalau ada jaminan dari PLN dan PGE.
"Pembangunan Geothermal memang suatu prospek yang menarik, ini akan menjadi suatu hal yang tentunya akan menggairahkan industri untuk manufaktur ke depannya," ujarnya.
Dalam pembangunan geothermal banyak yang perlu dipersiapkan, salah satunya pemahaman mengenai teknologi di bidang panas bumi.
"Cukup banyak PR-nya yang kita hadapi saat ini, saya sebagai Kepala Balai bertanggung jawab untuk mengerahkan sepenuhnya baik sumber daya manusia dan sumber daya fasilitas untuk mengkoordinir terjadinya panas bumi ini karena bagaimanapun juga energi panas bumi memiliki potensi yang cukup besar, dan pemanfaatannya masih di bawah 50%," kata Barman.
Dia melanjutkan bahwa dari beberapa presentasi yang dilihat dan dipelajarinya, ternyata banyak potensi di seluruh Indonesia yang bisa digantikan dengan geothermal. Oleh karena itu, lanjutnya, penting dilakukan kerja sama. Mulai dari pemanfaatan sumur hingga proses membangun geothermal.
Selain itu, Laode Sulaeman selaku Kepala Pusat menambahkan, salah satu potensi sumber energi yang dimiliki dan utilisasinya masih kecil sekali adalah panas bumi (geothermal). Oleh karena itu menjadi penting sebagai komponen bangsa untuk ikut serta dalam berbagai upaya agar pemanfaatan panas bumi ini lebih optimal.
"Hari ini kita berbangga, karena sekitar 38 orang perwakilan dari BPPT berkenan mengikuti Pelatihan Pengenalan Kompetensi Perencanaan dan Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di PPSDM KEBTKE, Kementerian ESDM," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa ini adalah suatu langkah yang baik sebagai sesama komponen Government saling bersinergi.
"Kita tahu bahwa lapangan-lapangan panas bumi kita mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan unik, sehingga pengelolaannya pun terdapat inovasi-inovasi di setiap lapangannya, kekayaan disparitas lapangan justru akan menjadikan indonesia mampu menjadi kiblat geothermal dunia. Oleh karena itu kegiatan ini merupakan salah satu langkah sinergi menuju indonesia sebagai kiblat geothermal dunia," tutupnya.
(*)