Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah berencana untuk mengembangkan 13 kota baru di kawasan Cirebon, Patimban dan Kertajati (Rebana).
Kehadiran kawasan metropolitan tersebut diharapkan dapat turut mendongkrak arus transportasi di Jawa Barat, termasuk di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Baca Juga
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, di metropolitan Rebana saat ini telah hadir beberapa akses penyambung. Seperti jalur kereta api di sisi utara dan selatan, hingga jalan Tol Trans Jawa dalam beberapa ruas.
Advertisement
Jika satu ruas tol tambahan dari Bandara Kertajati sepanjang 3,35 km menuju Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) dan Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) selesai dibangun, Kang Emil berharap lapangan udara tersebut dapat menjadi yang paling ramai di Jawa Barat.
"Kita ada Jalan Tol Cipali sudah hadir, kemudian ada Bandara Kertajati menunggu koneksi ke Cisumdawu. Insya Allah dalam 1,5 tahun harusnya bisa menjadi bandara paling sibuk di Jawa Barat," ungkap Ridwan Kamil dalam sesi webinar bersama Liputan6.com, Senin (16/11/2020).
Sebelumnya, Direktur Utama PT BIJB Salahuddin Rafi mengaku, saat ini Bandara Kertajati masih kosong penumpang karena masalah konektivitas yang belum tersambung.
"Penumpang kan biasa menunggu 2-3 jam di bandara sebelum pemberangkatan. Jadi mereka butuh konektivitas. Sementara Tol Cisumdawu saat ini kan belum tersambung. Dengan adanya tol itu nanti akses ke Bandara (Kertajati) bisa 40 menit sampai 1 jam," jelas dia kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Menindaki kekosongan penumpang tersebut, PT BIJB menggencarkan lini bisnis lain untuk tetap mendapat pemasukan. Salah satunya menyediakan spot foto di public area untuk kepentingan prewedding.
Meski demikian, Salahuddin menyampaikan, bisnis prewedding foto tersebut belum banyak membantu kegiatan usaha perseroan yang mati suri akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.
"Jadi kalau mau kawin bisa pakai public area kami buat foto-foto. Enggak ramai, tapi ada aja. Makanya diharapkan izin umrah bisa kami dapatkan sih," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jasa Foto Prewedding Belum Tutup Biaya Operasional Bandara Kertajati
Pengelola Bandara Kertajati atau Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) kini menawarkan layanan jasa penyediaan tempat untuk foto prewedding. Langkah ini dijalankan sebagai salah satu jalan keluar menutup biaya operasional karena sepinya penerbangan.
Untuk diketahui, memang belum banyak rute penerbangan dari dan menuju bandara baru yang berada di Majalengka Jawa Barat tersebut. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah memberlakukan berbagai pembatasan.Â
Direktur Utama PT BIJB Salahuddin Rafi mengatakan, Manajemen Bandara kertajati memutar otak untuk mencari pemasukan guna menutup biaya operasional. Menawarkan tempat untuk foto prewedding menjadi salah satu langkah yang dijalankan.
Meski demikian, bisnis penyediaan tempat untuk foto prewedding belum banyak membantu kegiatan usaha perseroan yang mati suri akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.
"Jadi kalau mau kawin bisa pakai public area kami buat foto-foto. Enggak ramai, tapi ada aja. Foto prewedding ini hanya sebagai stimulan saja, utamanya tetap di penerbangan," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (6/11/2020).
Salahuddin melanjutkan, okupansi penumpang di Bandara Kertajati selama pandemi Covid-19 ini masih nihil lantaran perkara konektivitas yang belum tersambung dengan baik.
"Penumpang kan biasa menunggu 2-3 jam di bandara sebelum pemberangkatan. Jadi mereka butuh konektivitas. Sementara Tol Cisumdawu saat ini kan belum tersambung. Dengan adanya tol itu nanti akses ke Bandara (Kertajati) bisa 40 menit sampai 1 jam," tuturnya.
Advertisement
Area Komersil
Sebelumnya, VP of Corporate Secretary & Public Communication PT BIJB Handika Suryo Syaiful mengungkapkan, pihaknya kini tengah gencar memanfaatkan area komersil di bandara untuk dijadikan spot foto maupun video.
Handika menyatakan, program layanan komersil tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2018. Adapun harga untuk foto prewedding dan sejenisnya maupun video shooting dikenakan tarif mulai dari Rp 500 ribu.
"Selama ini kan ada beberapa bandara suka dipakai tempat foto shooting film atau iklan. Nah kami sedang gencarkan lagi layanan komersilnya," kata Handika.Â