Jadi Juri Kompetisi The Asset Manager 2020, Simak Tajamnya Pertanyaan Sri Mulyani

Setelah memberikan pertanyaan umum, Sri Mulyani melanjutkan kembali pertanyaan kepada masing-masing peserta untuk dijawab.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2020, 13:25 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 13:25 WIB
Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didaulat untuk menjadi dewan juri kehormatan dalam acara Grand Final Kompetisi The Asset Manager 2020. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mendapat kesempatan untuk bertanya kepada para finalis yang terdiri dari enam kelompok.

Pertama, secara umum Bendahara Negara itu meminta kepada masing-masing peserta untuk menjelaskan isi dari proposal pengelolaan aset yang disampaikan. Dirinya ingin mendapatkan penjelasan terkait rencana pemanfaatan dari pada proposal tersebut.

"Di dalam rangka untuk mengelola aset, apakah dia menciptakan nilai tambah tadi yang seperti saya sampaikan dalam pidato? Coba jelaskan kepada saya manfaatnya dalam bentuk apa? uang pada perekonomian? apakah kepada masyarakat dan bagaimana nilainya manfaat yang diperoleh dari proposal tersebut?," tanya Sri Mulyani saat menjadi juri, Selasa (24/11/2020).

Setelah memberikan pertanyaan umum, Sri Mulyani melanjutkan kembali pertanyaan kepada masing-masing peserta untuk dijawab. Pertanyaan pertama diberikan kepada peserta dari Lembaga Besar Pendidikan dan Penyelenggaraan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP2IP), yang membuat konsep dapur bersama, hingga hotel kapsul.

"Itu bisa menunjukkan manfaat kepada siapa? segmen masyarakat yang akan dituju kuantifikasinya seperti apa?," tanya Sri Mulyani.

Kemudian pertanyaan kedua diberikan kepada Kominfo yang membuat konsep pemberdayaan produk kelapa, terutama untuk membuat hall ruang workshop galeri dengan luas 9.000 M2. Dirinya pun lantas mempertanyakan apakah segmen dari mereka yang produk berbasis kelapa itu menunjukan potensi sesuai dengan konsep ditawarkan atau justru sebaliknya.

"Atau mendukung ini dan apakah tarif sewanya kompetitif?," ujarnya.

Selanjutnya kepada Universitas Andalas yang menginginkan Kota Tua sebagai supermarket produk halal. Sri Mulyani mempertanyakan dari konsep yang ditawarkan tersebut, apakah dari sisi segmen sudah dilakukan survei atau belum. Dia juga meminta mempertimbangkan dari sisi persaingan terhadap supermarket lain yang juga menjual produk halal. Apakah sudah diperhitungkan atau tidak sama sekali.

"Kemudian bagaimana Anda bisa menjaga agar biaya pemeliharaannya bisa tertutup dan sekaligus makin meningkatkan kualitas tempat tersebut. Karena kalau orang pergi ke supermarket memang dia tidak hanya berbelanja tapi juga bisa menikmati situasinya," tegas Sri Mulyani.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Kategori Master

DPR dan Menteri Keuangan Bahas RUU Prioritas 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat konsultasi dengan DPR di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat membahas program Omnibus Law dan RUU Prolegnas Prioritas tahun 2020 terkait keuangan dan perkembangan makro fiskal dan keuangan negara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya, kepada para peserta finalis kategori master, dirinya juga mempertanyakan konsep yang ditawarkan dari para peserta. Untuk PT PGN, dalam hal ini perusahaan membuat konsep pemanfaatan teras Kota Tua. Dengan tujuan memberikan tempat kepada pelaku UMKM.

Melihat konsep ditawarkan tersebut, Sri Mulyani ingin mengetahui seberapa besar pelaku UMKM yang ditargetkan bisa menggunakan fasilitas yang ditawarkan tersebut. Kemudian juga bagaimana biaya sewa yang ditawarkan.

"Dan apakah cukup kompetitif dibandingkan kalau mereka menyewa di tempat lain yang mungkin sama strategisnya?," kata dia.

Selanjutnya untuk PT Wijaya Karya yang ingin mengelola industri pariwisata seperti hotel dan lainnya dipandang belum terlalu terlihat. Sebab, dengan kondisi pandemi Covid-19 pengelolaan itu masih belum relevan dilakukan.

"Dalam hal ini apakah kreasi Anda untuk membuat tadi hotel dan yang lain-lain dalam situasi sekarang ini dengan adanya covid disrupsi terjadi orang bisa work from home, jadi apakah ini masih akan visible sesudah terjadinya covid ini?," urainya.

Dan yang terakhir untuk PPK Gelora Bung Karno yang akan menciptakan pusat hiburan olahraga di sekitar area GBK. Dia mempertanyakan segmen seperti apa yang akan dituju. Kemudian apakah itu akan memiliki posisi kuat. Mengingat GBK sebelahnya ada plaza senayan. "Apakah ini unik apa yang beda dari disekitar kita," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya