Ongkos Ekspor Lewat Pelabuhan Patimban akan Lebih Murah Dibanding Tanjung Priok

Rencananya Pelabuhan Patimban akan menjadi pintu bagi pengiriman ekspor maupun kedatangan barang impor.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Nov 2020, 17:35 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2020, 17:35 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek kesiapan pembukaan tahap awal Pelabuhan Patimban di Subang, Sabtu (31/10).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek kesiapan pembukaan tahap awal Pelabuhan Patimban di Subang, Sabtu (31/10). (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Rencananya pelabuhan ini akan menjadi pintu bagi pengiriman ekspor maupun kedatangan barang impor.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, Pelabuhan Patimban akan memotong ongkos ekspor lebih murah ketimbang Tanjung Priok. Dia memberikan contoh pengiriman barang ekspor dari Cirebon, yang selama ini kerap didistribusikan via Pelabuhan Tanjung Priok.

"Saat sekarang ini kalau akan ekspor barang dari Cirebon via Tanjung Priok jaraknya adalah 224 km, biayanya adalah sekitar Rp 4 juta. Kalau nanti akan menggunakan Pelabuhan Patimban jaraknya akan lebih dekat sekitar 116 km dengan biaya sekitar Rp 2 juta," jelasnya dalam sesi webinar bersama Liputan6.com, Jumat (27/11/2020).

Tak hanya Cirebon yang secara jarak jauh, pengiriman barang dari kawasan industri seperti di Bekasi dan Karawang juga akan lebih hemat jika dikirimkan ke Pelabuhan Patimban. Mengingat kepadatan lalu lintas menuju Tanjung Priok kini sudah terlalu ramai.

"Walaupun dari sisi jaraknya ke Tanjung Priok lebih cepat, namun dengan melihat kepadatan yang saat ini sudah terjadi dari mulai Karawang-Bekasi ke arah Tanjung Priok," kata Budi.

"Tentunya nanti dari kawasan industri atau bangkitan-bangkitan dari sekitar produk logistik yang ada di sekitar Bekasi, Karawang, itu nanti akan lebih banyak ke Patimban. Walaupun dari sisi jarak 100 km, tapi dari sisi waktu akan lebih pendek," tambahnya.

Dalam hal ini, Budi mengamati kemacetan parah yang kerap terjadi di Tol Jakarta-Cikampek ke arah Jakarta dari kawasan Bekasi dan Karawang. Menurutnya, truk-truk angkutan barang secara jumlah kalah besar dengan kendaraan pribadi yang memadati ruas tol tersebut.

"Dengan demikian maka opsi terbaik, kami akan sampaikan dengan menggunakan Pelabuhan Patimban. Memang dari sisi jarak 100 km, namun dari sisi waktu, kalau lalinnya normal, itu bisa dicapai dengan sekitar 2 jam. Kalau cukup padat bisa sekitar 3 jam," jelasnya.

"Seandainya jalan tol terbangun dengan jarak perkiraannya sekitar 77 km, itu akan lebih efektif lagi dari sisi waktu, itu bisa 1,5 jam dari kawasan industri di Bekasi dan Karawang ke Patimban," dia menandaskan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pelabuhan Patimban Bakal Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Konsep Pembangunan Pelabuhan Patimban
Konsep Pembangunan Pelabuhan Patimban oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, menilai bahwa kehadiran Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat akan memberikan sentimen positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada kinerja logistik nasional.

Menurut dia, ada 6 penggerak utama sistem logistik nasional yang harus diperbaiki. 6 Penggerak tersebut adalah faktor komoditas utama, infrastruktur logistik, pelaku, penyedia jasa, sumber daya manusia (SDM), dan harmonisasi regulasi.

"Nantinya dengan akan diresmikannya Pelabuhan Patimban, tentunya akan ada perbaikan dari intervensi pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur logistik," kata Budi saat berdiskusi dalam webinar bersama Liputan6.com, Jumat (27/11/2020).

Budi mengatakan, hal tersebut nantinya juga akan memberikan kontribusi terhadap perbaikan, sistem logistik nasional di Tanah Air, yang efeknya adalah Indonesia akan mempunyai daya saing yang cukup baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Dan tentunya yang akan kita dapatkan berikutnya adalah kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat," sambungnya.

Berdasarkan sudut pandangnya, sistem jaringan logistik nasional itu harus terintegrasi, baik dengan pelabuhan hub internasional di beberapa benua dan negara yang lain, juga terintegrasi dengan beberapa pelabuhan yang ada di pulau-pulau Indonesia.

"Tentunya nantinya dengan adanya pelabuhan internasional Indonesia yang ada di Patimban, sebagai opsi lain dari pelabuhan yang ada di Tanjung Priok, ini akan memberikan kontribusi yang lebih terhadap kinerja infrastruktur," ujar Budi.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati
Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya