Liputan6.com, Jakarta - Delegasi pemerintah Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan kunjungan ke Jepang. Dalam kunjungan ini delegasi pemerintah Indonesia bertemu dengan sekitar 20 perusahaan terkemuka Jepang.
Ini adalah kunjungan kedua dari wakil pemerintah Indonesia ke Jepang. Sebelumnya, pada awal November lalu Menteri BUMN juga berkunjung ke Jepang dalam rangka memperkuat kerja sama di sejumlah sektor bidang ekonomi dan kesehatan.
Baca Juga
Rangkaian kunjungan juga menjadi komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama. Komitmen ini tak terlepas dari kunjungan Yoshihide Suga ke Jakarta pada bulan Oktober lalu. Baik PM Suga dan Presiden Jokowi bersepakat memperkuat sinergi Indonesia-Jepang dalam konteks bilateral.
Advertisement
Kali ini, delegasi bertemu dengan beberapa instansi pemerintah Jepang dan sekitar 20 perusahaan terkemuka diantaranya Mitsubishi Estate, Mitsui, Hanwa, dan Sumitomo.
"Para investor Jepang sangat mendukung upaya kita untuk meningkatkan profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset-aset BUMN”. Ujar Erick lewat keterangan tertulis, Sabtu (5/12/2020).
"Indonesia sedang mengalami transformasi besar-besaran, yang mana BUMN bergerak maju menuju tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas yang lebih baik. Sehubungan dengan rencana pendanaan dan kerja sama dengan beberapa lembaga internasional pada awal 2021, kami sedang mempersiapkan beberapa aset infrastruktur strategis yang sedang dikerjakan BUMN seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan laut," tambah Erick.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menko Luhut: Jepang Siap Investasi Rp 57 Triliun Dukung Sovereign Wealth Fund Indonesia
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sangat mendukung pembentukan Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. Dukungan tersebut diberikan saat Menko Luhut bertemu dengan Gubernur JBIC Maeda Tadashi.
Bahkan, dukungan tersebut diberikan lewat komitmen investasi dari JBIC kepada Sovereign Wealth Fund Indonesia tersebut dengan nilai mencapai Rp 57 triliun.
"JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar USD 4 Miliar (Rp 57 Triliun), dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan the US International Development Finance Corporation (DFC), lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat (AS," kata Menko Luhut dikutip dari pernyataan tertulis, Sabtu (5/20/2020).
Komitmen itu disampaikan Gubernur JBIC Maeda Tadashi dalam pertemuan di Tokyo pada Jumat kemarin. Dalam pertemuan itu, Luhut didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.
Menteri Erick menambahkan, komitmen yang disampaikan oleh JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis Harapannya investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal I 2021.
"Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut tentunya akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia," ucap Erick.
Sementara itu, Dubes Heri Akhmadi menyebutkan, JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master Fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA).
"Dukungan dari JBIC dan Pemerintah Jepang tentunya akan memperkuat ikatan kerja sama strategis Indonesia – Jepang, dan semakin menarik sektor swasta Jepang lainnya berinvestasi di Indonesia," imbuh dia.
Advertisement