400 ABK Indonesia Bekerja di Kapal Ikan Bendera AS, Berapa Gajinya?

Tak hanya di Amerika, ABK Indonesia juga banyak yang bekerja di Spanyol, Eropa.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2020, 11:20 WIB
Diterbitkan 07 Des 2020, 11:20 WIB
MV Costa Mediterania
Sejumlah ABK kapal MV Costa Mediterania tiba di dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/10/2020). Dari total 99 orang yang tiba, 82 di antaranya adalah WNA dari delapan negara, seperti Kolombia, Honduras, Filipina, Etiopia, Sri Lanka, Peru dan India. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Plt. Dirjen Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Zain mengatakan potensi ABK di perikanan luar negeri sangat besar. Dalam perjalanan dinas beberapa waktu di Amerika Serikat, dia mengaku ada sekitar 300-400 ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan berbendera Amerika.

"Di Amerika ternyata ada sekitar 300-400 ABK," kata Zaini dalam dialog Serap Aspirasi: Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja Sektor Pertanian, Kelautan & Perikanan, Lombok, NTB, Senin (7/12).

Tak hanya di Amerika, ABK Indonesia juga banyak yang bekerja di Spanyol, Eropa. Hal ini menunjukkan tingginya potensi ABK Indonesia bekerja di kapal perikanan luar negeri.

"Artinya ini potensi yang sangat besar dan gajinya cukup bagus," kata Zaini.

Dia menyebutkan upah yang diterima ABK di kapal berbendera Amerika Serikat tersebut bisa menerima upah sebesar USD 1.000-1.700. Upah tersebut pun belum termasuk bonus yang diterima ABK Indonesia.

"Ini belum termasuk bonus," kata dia.

Meski begitu, KKP tidak mengetahui pihak mana yang memberangkatkan para ABK Indonesia tersebut. Sebab, selama ini terkait pemberangkatan awak kapal bukan menjadi kewenangan KKP saja. Melainkan ada keterlibatan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perhubungan.

"Selama ini KKP keterlibatannya hanya 5 persen. Sisanya ada di Kementerian Perhubungan dan Kementerian Ketenagakerjaan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemerintah Pulangkan 13 ABK WNI dari Kapal Long Xing

13 ABK WNI yang bekerja di kapal Long Xing telah berhasil dipulangkan dari Senegal ke Indonesia dan tiba di Jakarta pada Senin (10/11/2020). (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI)
13 ABK WNI yang bekerja di kapal Long Xing telah berhasil dipulangkan dari Senegal ke Indonesia dan tiba di Jakarta pada Senin (10/11/2020). (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI)

Pemerintah Indonesia melalui KBRI Dakar memfasilitasi kepulangan 13 Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang bekerja di kapal Tiongkok, Long Xing milik perusahaan RRT (Dalian Ocean Fishing). Para ABK tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 10 November 2020 pukul 13.55 WIB dengan menggunakan penerbangan Ethiopian Airlines (ET628).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan, dengan dipulangkannya 13 ABK WNI tersebut, maka seluruh ABK WNI kapal ikan Long Xing yang berlabuh di Senegal dengan jumlah 88 orang ABK WNI telah kembali seluruhnya ke tanah air.

"Sebelumnya juga telah dipulangkan secara bertahap sebanyak 33 ABK pada tanggal 27 Oktober 2020 dan 42 ABK pada tanggal 3 November 2020," kata Agus dalam keterangannya, Rabu (11/11/2020).

Sebanyak 88 ABK WNI yang difasilitasi kepulangannya oleh Pemerintah Indonesia tersebut bekerja pada 7 kapal ikan Long Xing (621, 622, 623, 625, 626, 627, dan 628) milik perusahaan Dalian Ocean Fisihing.

Sebelumnya, perusahaan yang sama juga telah melakukan pemulangan 157 ABK WNI melalui jalur laut di Bitung, Sulawesi Utara.

Agus menambahkan, keberhasilan repatriasi ini merupakan tindak lanjut 2 pertemuan bilateral antara Menlu RI, Retno Marsudi dan Menlu China Wang Yi pada bulan Juli dan Agustus 2020.

"Pemulangan 88 ABK WNI merupakan bagian dari upaya yang dilakukan secara paralel dengan upaya negosiasi pemulangan 157 ABK WNI melalui Bitung, Sulawesi Utara. Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beijing dalam hal ini telah berhasil meminta perusahaan untuk memulangkan ABK WNI melalui campur tangan Pemerintah RRT yang telah berkomitmen secara serius menangani kasus-kasus yang menimpa ABK WNI," jelasnya.

Keberhasilan pemulangan ABK WNI ini tidak lepas dari upaya yang dilakukan oleh KBRI Dakar yang telah memberikan bantuan selama ABK WNI tertahan kepulangannya di Senegal. Dengan melakukan pendekatan kepada otoritas maritim setempat yang telah mengijinkan ABK WNI tersebut turun atau mendarat di Dakar, Senegal, sehingga dapat dipulangkan melalui jalur udara.

Demikian pula dengan kontribusi Kementerian dan Lembaga terkait, yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya