Dalam 10 Tahun, Amartha Telah Salurkan Pendanaan untuk UMKM Rp 2,9 Triliun

Amartha terus secara konsisten hadir untuk mendampingi pelaku-pelaku UMKM di seluruh Indonesia untuk mereka memulai usaha.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Des 2020, 10:44 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 10:43 WIB
Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Amartha yang merupakan layanan fintech peer to peer lending yang menghubungkan pendana urban dengan pengusaha mikro dan kecil di pedesaan, sejak 2010 hingga sekarang sudah menyalurkan pendanaan untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp 2,9 triliun.

CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, visi Amartha itu mewujudkan kesejahteraan merata di Indonesia terutama untuk masyarakat piramida bawah melalui layanan fintech pendanaan. Layanan ini menghubungkan mereka yang membutuhkan modal di pedesaan pengusaha-pengusaha mikro dengan pendanaan di perkotaan.

“Sekarang umur Amarta sudah 10 tahun, hingga kini kami sudah menyalurkan lebih dari Rp 2,9 triliun memberikan pendampingan, pengembangan usaha untuk lebih dari 550 ribu pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia,” kata Andi dalam webinar Menatap Masa Depan Fintech dan UMKM 2021, Selasa (15/12/2020).

Ia mengatakan, Amartha terus secara konsisten hadir untuk mendampingi pelaku-pelaku UMKM di seluruh Indonesia untuk mereka memulai usaha, mengembangkan usaha dan di masa-masa pandemi saat ini membantu mereka rebound dan survive.

Bahkan diharapkan para pelaku UMKM bisa bangkit jauh lebih baik lagi usaha-usahanya kedepan, lebih sustainable dan Indonesia bisa melewati masa-masa sulit seperti pandemi covid-19. Selain itu, Andi melihat secara piramida UMKM itu porsinya sangat signifikan di Indonesia.

“Ekonomi Indonesia juga ditopang sama ekonomi informal, yang pelakunya puluhan juta dan industri fintech Amartha dan industri fintech juga kita berupaya berperan aktif untuk surfing mereka yang terbatas mendapatkan akses keuangan di masa-masa pandemi seperti saat ini,” ujarnya.

Dengan semangat agility, kreativitas, dan inovasi Amartha mencoba tetap beradaptasi, dan berinovasi dengan tetap melayani sektor ekonomi informal dengan pendekatan yang berbeda dengan credit scoring yang harus kita yang harus di update continuity plan-nya.

“Semangatnya sih semangat untuk membantu ekonomi Indonesia terutama ekonomi informal piramida bawah untuk bisa recovery penuh bahkan accelerating terutama di 2021,” ungkapnya.

Demikian Andi menegaskan, peran Amarta dan fintech pendanaan dalam memberdayakan UMKM tidak dapat berjalan sendiri dan ini butuh dukungan dari seluruh stakeholders.

“Baik itu dari regulator, otoritas, pemerintah pusat, pemerintah daerah bahkan komunitas-komunitas juga memiliki peran penting hand in hand untuk bisa membangun UMKM terus tumbuh menjadi penopang ekonomi nasional,” pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

AFPI: Kedatangan Vaksin Covid-19 Sinovac Bangun Optimisme Fintech Lending

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Sebelumnya, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyambut positif kedatangan vaksin Corona Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia. Sekretaris Jenderal AFPI Sunu Widyatmoko mengatakan, kedatangan vaksin Covid-19 akan membangun optimisme bagi para pelaku fintech pendanaan atau peer-to-peer (P2P) lending.

"Tentu saja kedatangan vaksin ini membangun optimisme bagi kita semua, pelaku fintech lending," ujar dia dalam video konferensi, Senin (7/12/2020). Diketahui, performa dari industri fintech lending tercatat sempat mengalami penurunan pada Maret 2020.

Sunu merincikan, pencairan pinjaman dari keseluruhan platform setiap bulannya berada di angka Rp 7 triliun sebelum pandemi covid-19. Namun kemudian mengalami penurunan selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Kita tahu kenapa mengalami penurunan karena adanya pandemi covid-19, dimana sebagian dari pinjaman diberikan kepada sektor yang terdampak langsung dari adanya pandemi," kata Sunu.

Meski begitu, industri ini mengalami pemulihan yang relatif cepat seiring dengan tren akselerasi digital selama pandemi berlangsung. Dimana pada Oktober 2020 tercatat pinjaman yang tersalur mencapai sekitar Rp 9 triliun.

"Jadi kedatangan vaksin memberikan optimisme bagi kita semua terhadap percepatan pemulihan, tidak saja kepada perekonomian tetapi juga kepada kesehatan masyarakat sehingga dapat kembali beraktivitas," kata Sunu.

Lebih lanjut, Sunu mengatakan seiring mulai menggeliatnya sektor UMKM, AFPI optimistis bahwa fintech lending dapat mendukung pelaku UMKM untuk kembali menjalankan usahanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya