Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan CEO Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang, secara virtual meresmikan Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) dan peneguhan kesepakatan untuk pengembangan batubara menjadi DME, Kamis (10/12). Peresmian ini bertepatan dengan ulang tahun PT Pertamina ke-63.
Menteri ESDM mengapresiasi kesuksesan Pertamina menuntaskan KLBC yang telah beroperasi sejak Oktober 2019 dan telah mengintegrasikan operasionalnya dengan Kilang Cilacap selama lebih dari satu tahun. Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional yang menjadi harapan masyarakat dan Pemerintah Indonesia.
Baca Juga
“Selamat kepada Pertamina yang telah berhasil menyelesaikan KLBC dengan sukses dan bertepatan dengan HUT ke-63. Semoga makin jaya dan terus menjadi motor penggerak dalam pemenuhan energi di Indonesia hingga ke masa depan,” ujarnya.
Advertisement
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, sejak beroperasinya KLBC, maka kemampuan produksi Pertamax RON 92 di Kilang Cilacap meningkat signifikan sehingga dapat mengurangi impor dan berdampak pada defisit neraca perdagangan. Kualitas produk yang dihasilkan pun sangat bagus karena sudah sesuai standar EURO 4.
Buka Lapangan Kerja
Selama masa pengerjaannya, proyek ini telah membuka lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung bagi sekitar 3.000 pekerja yang 70% di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap. Selain itu berdasarkan data BPS, proyek ini menyumbang peningkatan GDP sebesar 0,12%
“Pertamina terus berkomitmen untuk menjadi lokomotif perekonomian nasional melalui implementasi TKDN proyek-proyek yang dikerjakan saat ini. Khusus untuk KLBC ini, TKDN-nya mencapai 41.5% atau melebihi target yang sebesar 30%. Proyek ini juga menciptakan multiplier effect yang telah dirasakan masyarakat. Sehingga manfaat proyek tidak hanya dirasakan untuk Pertamina tapi juga negara. Karena itu kami berharap dukungan dari semua pihak untuk Pertamina,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Pertamina juga melakukan peneguhan kesepakatan dengan PT Bukit Asam dan Air Product terkait dengan pengembangan batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). DME yang dihasilkan ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti LPG.
Peneguhan kesepakatan ini merupakan lanjutan dari kerjasama yang sudah dilakukan sebelumnya sejak 2018. Ketiga pihak sepakat program ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi impor LPG dan juga memberikan nilai tambah bagi batu bara yang sumber dayanya terdapat banyak di Indonesia.
Advertisement