Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19, Begini Saran Ekonom untuk Biayanya

Jika vaksin berbayar dikhawatirkan menciptakan ketimpangan, di mana kelas menengah ke atas bisa mengakses vaksin yang komersil.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2020, 17:00 WIB
ilustrasi vaksin
ilustrasi vaksin. Photo by Daniel Schludi on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan jika vaksin COVID-19 akan diberikan gratis kepada masyarakat. Artinya, masyarakat tidak akan dikenakan biaya sama sekali saat nantinya program vaksinasi COVID-19 berlangsung.

Ekonom sekaligus Peneliti Institute for Development of Economics (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan sebenarnya anggaran untuk vaksinasi gratis bisa dicari dengan cara realokasi dari belanja lain seperti infrastruktur.

“Karena yang urgen adalah penanganan pandemi covid-19 dalam jangka pendek-menengah. Ini bisa dilakukan dengan jalan APBN perubahan pada awal tahun 2021, idealnya vaksin itu gratis apalagi dalam konteks bencana nasional,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Rabu (16/12/2020).

Sementara, jika vaksin berbayar dikhawatirkan menciptakan ketimpangan, di mana kelas menengah ke atas bisa mengakses vaksin yang komersil. Sementara kelas bawah menunggu bantuan vaksin pemerintah.

“Tentu jika vaksin komersil, akses nya jauh lebih mudah dan prosedur tidak lama seperti vaksin pemerintah,” ujarnya.

Bhima mengasumsikan, misal tahun 2021 anggaran infrastruktur dialokasikan sebesar Rp 413 triliun. Sementara stimulus untuk kesehatan berkurang menjadi Rp 25,4 triliun. Ini artinya ruang fiskal untuk menggratiskan vaksin ada sebenarnya.

“Masalahnya secara politik anggaran mau apa tidak? Jika bicara soal prioritas anggaran harusnya sampai 2021 masih fokus pada penanganan Kesehatan,” tegas dia.

Adapun terkait pengawasan vaksin COVID-19 diharapkan jangan terjadi monopoli distributor. Dirinya meminta agar Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai pengawas harus melakukan deteksi dini.

“Kemudian soal fokus pada kelompok rentan diutamakan seperti masyarakat lansia dan memiliki penyakit bawaan,” pungkasnya.

 

Saksikan Video Ini

Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Dimulai Januari, Jangan Ada yang Bayar

Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa program vaksinasi Covid-19 akan mulai dilakukan pada Januari 2021. Dia memastikan masyarakat akan mendapatkan vaksin Covid-19 secara gratis.

"Vaksinnya sudah ada, tapi akan dimulai vaksinasinya di bulan Januari," kata Jokowi saat memberikan Bantuan Modal Kerja kepada pelaku usaha mikro dan kecil di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu (16/12/2020).

"Gratis, jangan ada yang bayar, gratis," sambungnya.

Menurut dia, para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya akan diprioritaskan untuk disuntik vaksin Covid-19 lebih awal. Kelompok prioritas penerima vaksin lainnya yakni, TNI-Polri dan guru.

"TNI dan Polri karena beliau-beliau ini menjaga kedaulatan negara. Polri menjaga ketertiban dan keamanan negara. Ini juga perlu didahulukan. Setelah itu, ke guru, setelah itu semuanya kita akan mendapatkan vaksinasi," jelasnya.

Adapun setiap pedagang kecil mendapat bantuan Rp 2,4 juta dari pemerintah. Jokowi menyadari bahwa pandemi Covid-19 membuat omzet para pedangang menurun hingga 50 persen atau lebih.

Namun, dia meminta para pedagang untuk tetap berdagang dan tak menutup usahanya. Jokowi meyakini kondisi akan kembali normal apabila program vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan.

"Jadi saya ingin titip agar kita ini dalam kondisi seperti ini harus tahan banting, tahan uji, tahan terhadap tekanan-tekanan yang sulit. Sehingga pada titik normal kita kembali pada omzet, keuntungan seperti pada keadaan normal. Itu terjadi kalau nanti sudah ada yang namanya vaksinasi," tutur Jokowi.

Sebelumnya, pemerintah memesan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan di Indonesia untuk mengatasi pandemi corona. Keenam jenis vaksin tersebut antara lain, AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.

Seperti diketahui, pemerintah sendiri telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac, China. Vaksin yang baru tiba ini merupakan bagian dari pengadaan tahap pertama sebanyak 3 juta dosis. Vaksin Covid-19 Sinovac ini berjenis SARS-CoV-2 yang telah diinaktivasi.

Sebelum disuntikkan ke masyarakat, vaksin harus terlebih dahulu melalui beberapa tahapan dan harus mengantongi izin Emergency Use of Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal ini guna menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya