Stimulus AS Tak Pasti, Rupiah Tertekan ke 14.118 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.104 per dolar AS hingga 14.118 per dolar AS

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Des 2020, 10:37 WIB
Diterbitkan 18 Des 2020, 10:37 WIB
Rupiah Melemah Tipis, Dolar AS Apresiasi ke Rp 13.775/US$
Sejumlah uang kertas rupiah ditunjukkan petugas di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Rupiah hari ini diperdagangkan dengan kisaran Rp 13.766 -Rp 13.778 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis pekan. Rupiah terdepresiasi seiring belum disetujuinya paket stimulus di Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Kamis (18/12/2020), rupiah dibuka di angka 14.105 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.107 per dolar AS. Menjelang siang rupiah semakin melemah ke 14.118 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.104 per dolar AS hingga 14.118 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,75 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.146 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.152 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, hingga pagi ini kesepakatan stimulus AS masih belum juga tercapai.

"Hal ini mungkin bisa menahan pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya untuk sementara. Penguatan rupiah terhadap dolar AS pun bisa tertahan," ujar Ariston dikutip dari Antara, Jumat (18/12/2020).

Di tengah lonjakan COVID-19, pemulihan ekonomi AS tampaknya kehilangan momentum. Anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik telah menemui jalan buntu selama berbulan-bulan mengenai ukuran dan cakupan putaran paket bantuan berikutnya.

"Sementara dari dalam negeri, rupiah mungkin masih mendapatkan sentimen negatif dari pembatasan aktivitas di libur akhir tahun karena kekhawatiran terhadap tingginya penularan COVID-19," ujar Ariston.

Pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan terukur dan terkendali hanya khusus di Natal dan Tahun Baru. Pengetatan aktivitas masyarakat secara terukur dan terkendali meliputi WFH 75 persen, pelarangan perayaan Tahun Baru seluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mall, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk Jabodetabek dan 20.00 untuk zona merah di Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Pada Kamis (17/12) lalu, rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.108 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.125 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rupiah Diprediksi Ada di Kisaran 13.250-13.750 per Dolar AS pada 2021

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar di Jakarta, Senin (9/11/2020). Rupiah dibuka di angka 14.172 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.210 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ekonom sekaligus Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan cenderung menguat pada tahun 2021. Bahkan, Rupiah diyakini mampu kembali mendekati nilai fundamentalnya dikisaran Rp13.250 -Rp13.750 per USD.

"Kita perkirakan pada 2021 Rupiah akan punya potensi untuk lebih menguat. Rupiah yang saat ini sudah mulai bertahan menguat berpotensi kembali mendekati nilai fundamentalnya dikisaran Rp13.250-Rp13.750 per USD," ujar Piter dalam webinar bertajuk "CORE ECONOMIC OUTLOOK 2021," Rabu (18/11).

Piter mengatakan, penguatan nilai tukar Rupiah dipicu oleh membaiknya kinerja perdagangan Indonesia yang mengalami surplus hingga mencapai USD 13,5 miliar per September 2020. Dan diprediksi tren positif ini terus berlangsung hingga akhir tahun.

"Kita yakini neraca perdagangan yang sudah surplus ini terus melanjutkan kinerja baiknya hingga akhir tahun. Sehingga mendorong Rupiah untuk menguat," paparnya.

Selain itu, kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 diyakini akan berdampak baik bagi ekonomi Indonesia. Salah satunya peningkatan realisasi Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari AS ke Tanah Air.

"Peralihan kekuasaan dari Trump ke Biden jika berjalan lancar diyakini akan meningkat dan mendorong lahirnya investasi. Sehingga menciptakan emarging market (pasar yabg berkembang cepat) termasuk ke Indonesia," jelas dia.

Maka dari itu, Piter menyebut tak berlebihan jika nilai tukar Rupiah akan menguat tajam pada tahun depan. "Karena kita tahu neraca perdagangan surplus kemudian capital inflow itu akan mensupport supply dollar AS, jadi rupiah kita perkiraan 2021 akan punya potensi untuk lebih menguat," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com  

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya