Pemerintah Siapkan Rp 54,4 Triliun untuk Vaksin Covid-19 Gratis

Ada 3 langkah yang dilakukan pemerintah sebelum melakukan vaksinasi covid-19 gratis di 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 19:10 WIB
vaksin corona, vaksin corona sinovac, vaksin sinovac tiba di indonesia, vaksin covid, vaksin covid sudah tiba, vaksin covid-19 sinovac, sinovac
Vaksin Corona Sinovac disimpan di Bio Farma untuk dilakukan pengujian kembali sebelum akhirnya Vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech Ltd memeroleh izin edar dan vaksinasi massal dilakukan. Vaksin Sinovac disimpan di cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius (Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, masih menghitung anggaran vaksin Covid-19 gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sejauh ini, pemerintah memang sudah menyiapkan dana mencapai Rp 54,4 triliun untuk keperluan vaksinasi.

Rinciannya, terdapat dana sebesar Rp 18 triliun sesuai dengan Undang-Undang APBN 2020. Sementara di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ada dana untuk sektor kesehatan yang tidak terserap sebesar Rp 36,4 triliun. 

"Jadi dari Rp 18 triliun ditambah Rp 36,4 triliun ini adalah anggaran yang sudah akan kita cadangkan," kata dia dalam APBN Kita, di Jakarta, Senin (21/12/2020).

Sebelumnya, Bendahara Negara itu mengatakan ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah sebelum melakukan vaksinasi di 2021. Pada tahap pertama, pemerintah lebih dulu menetapkan berapa banyak target yang akan disuntikkan vaksin tersebut.

"Soal vaksin, langkah pertama yang dilakukan pertama Kementerian Kesehatan menetapkan berapa target vaksinasinya. Jadi ini akan mengikuti apa yang direkomendasikan oleh WHO," katanya.

Dia menyebut berdasarkan persatuan ahli-ahli di bidang pandemi, sekitar 70 persen harus dilakukan vaksinasi. Atau dalam hal ini ada sekitar 183 juta penduduk menjadi target pemerintah untuk disuntikkan.

Setelah target penerima vaksin ditetapkan, maka langkah selanjutnya pemerintah akan menghitung berapa jumlah dosis yang dibutuhkan. Setidaknya, kata dia, rata-rata orang akan mendapatkan dua kali suntik, sehingga harus tersedia 182 dikali 2 dosis.

"Kemudian ketiga yang harus hitung bersama Kemenkes dan BUMN terutama Bio Farma tentang efektivitas dari vaksin. Kalau efektivitas 90 persen maka yang disediakan vaksin harus lebih dari 100 persen tadi 182 plus 10 persen di atasnya tergantung jenis vaksin karena sekarang lagi inventarisasi," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna Telah Dipakai di AS, Lebih Efektif Mana?

Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Sumber: Freepik

Dalam dunia yang ideal, vaksin COVID-19 dapat diberikan dalam satu kali suntikan, sehingga persediaan dapat diperluas untuk diberikan pada banyak orang.

Sayangnya, dunia belum sampai pada situasi ideal tersebut. Namun, ada kabar baik yang datang dari Amerika Serikat, di mana mereka memiliki dua vaksin COVID-19 yang terbukti sangat efektif. 

 

Kedua vaksin tersebut adalah vaksin Pfizer dan juga vaksin Moderna. Namun, dikabarkan bahwa masyarakat di sana hanya memiliki kemungkinan kecil untuk memilih vaksin mana yang ingin mereka gunakan.

Dikutip dari Stat News, Minggu (20/12/2020), berikut ini adalah perbandingan antara vaksin Pfizer dan Moderna yang telah mendapat persetujuan penggunaan di AS:

Perbandingan Target dan Kemanjuran

Otorisasi penggunaan darurat Pfizer ditujukan untuk orang yang berusia 16 tahun ke atas. Sedangkan, Moderna ditujukan untuk orang berusia 18 tahun ke atas, meskipun perusahaan baru-baru ini mulai menguji vaksinnya pada usia 12 hingga 17 tahun.

Dalam hal kemanjuran vaksin, kedua vaksin tersebut telah menunjukkan tingkat kemanjuran yang menakjubkan  dan pada dasarnya setara, setidaknya pada tahap awal setelah vaksinasi. Namun, masih diperlukan waktu lebih lama untuk melihat dampak jangka panjangnya.

Vaksin Moderna diklaim 94,1% efektif untuk mencegah gejala COVID-19, didasarkan pada pengukuran mulai dari 14 hari setelah dosis kedua.

Kemanjuran vaksin tampaknya sedikit lebih rendah pada orang berusia 65 tahun ke atas, tetapi selama presentasi kepada komite penasihat Food and Drug Administration, perusahaan menjelaskan bahwa hal itu dapat dipengaruhi oleh faktor lain dari peserta uji coba. Vaksin ini tampaknya sama efektifnya untuk berbagai kelompok etnis dan ras.

Kedua vaksin tersebut tampaknya mengurangi risiko komplikasi yang parah. Namun, belum diketahui apakah vaksin ini efektif untuk pasien tanpa gejala.

Perbandingan Jumlah Dosis dan Efek Samping

Dalam perbandingan jumlah dosis, baik vaksin Moderna dan Pfizer sama-sama memerlukan dua suntikan, yaitu dosis awal, diikuti dengan suntikan penguat. Interval antara dosis Moderna adalah 28 hari, sedangkan vaksin Pfizer adalah 21 hari.

Setiap dosis Pfizer mengandung 30 mikrogram vaksin, sedangkan Moderna menggunakan dosis vaksin yang jauh lebih besar yakni 100 mikrogram. Dengan kata lain, mereka menggunakan tiga kali lebih banyak vaksin per orang daripada Pfizer.

Dalam bahasa daerah vaksinologi, vaksin yang memicu berbagai efek samping sementara di banyak penerima dikenal sebagai reaktogenik. Efek samping yang paling umum adalah nyeri tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi.

Beberapa orang dalam uji klinis melaporkan bahwa mereka mengalami demam. Selain itu, peserta dewasa melaporkan lebih banyak mendapat efek samping, daripada peserta lansia.

Efek samping ini adalah tanda sistem kekebalan mulai bekerja. Sampai saat ini tidak ada efek samping jangka panjang yang serius terkait dengan penerimaan vaksin ini, yang akan dipantau secara ketat seiring dengan penyebarluasannya.

Ada beberapa laporan tentang orang yang mengalami reaksi alergi terhadap vaksin Pfizer sejak peluncurannya dimulai. Reaksi tersebut adalah anafilaksis atau reaksi alergi yang tidak terlalu parah. Masih harus dilihat apakah peristiwa serupa akan terlihat dengan vaksin Moderna.

 
 

Mana yang Lebih Mudah Digunakan?

Otorisasi untuk kedua vaksin menyatakan tidak ada cukup data untuk mengukur apakah vaksin aman bagi orang hamil atau menyusui. Peter Marks dari FDA, mengatakan bahwa mereka yang hamil harus memilih apakah akan divaksinasi setelah mendiskusikan risiko dan manfaatnya dengan dokter mereka.

Kedua vaksin ini mengharuskan syarat penyimpanan yang cukup rumit. Vaksin harus disimpan dengan menyesuaikan syarat-syarat tertentu selama proses distribusi atau saat sudah ada di apotek atau di klinik.

Vaksin Moderna akan jauh lebih mudah digunakan daripada vaksin Pfizer. Hal ini disebabkan karena Moderna harus dikirim pada -4 Fahrenheit, dimana hanya memerlukan suhu lemari es biasa.

Sedangkan Pfizer harus dikirim dan disimpan pada -94 Fahrenheit atau menggunakan freezer super dingin. Namun, tidak banyak pihak yang memiliki freezer super dingin tersebut.

Saat pencairan, botol vaksin Pfizer harus digunakan dalam lima hari. Sedangkan, Moderna stabil pada suhu lemari es dan dapat digunakan hingga 30 hari.

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya

INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Deretan negara yang gratiskan vaksin Covid-19 ke warganya (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya