Cara Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan di Industri Wisata

Kemenparekraf sedang gencar-gencarnya mendorong penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2020, 22:55 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 18:50 WIB
Tempat Wisata Terindah di Indonesia
Bali (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat ini sedang gencar-gencarnya mendorong penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE pada usaha-usaha wisata dan ekonomi kreatif, untuk membangkitkan lagi sektor ini dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

CHSE sendiri singkatan dari Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) dan mulai diterapkan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak September 2020.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Whisnutama mengatakan pada saat peresmian program chse bahwa kunci keberhasilan pariwisata agar dapat segera rebound adalah pelaksanaan protokol kesehatan berbasis CHSE dengan baik dan disiplin di tiap destinasi tujuan dan pelaku sektor pariwisata.

"Tanpa pelaksanaan protokol kesehatan dan disiplin tinggi, maka tidak mudah bagi sektor pariwisata Indonesia untuk dapat bangkit kembali," ujarnya.

Untuk itu, kemenparekraf sendiri mendorong secara serius dan terukur dalam keberlangsungan kegiatan ini agar sektor usaha wisata dan ekonomi kreatif bisa terus berjalan meskipun di tengah suasana pandemi. CHSE dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

Tujuannya untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka mencegah terjadinya episenter atau kluster baru selama masa pandemi.

Mengutip dari laman Kemenparekraf, CHSE diterapkan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.Pariwisata terdiri dari  Hotel, Restoran Daya Tarik, Homestay, Usaha Perjalanan Wisata, Pemandu, SPA, MICE dan Minat Khusus

Guna menunjang kegiatan usaha wisata agar tetap berjalan sesuai protokol kesehatan, Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Administrasi Jakarta Selatan menggelar kegiatan Bimtek CHSE tahun 2020 bagi para pengusaha industri pariwisata Hotel dan Resto yang berada di Jakarta Selatan Dibuka oleh Rus Suharto, Plt. Ka. Sudin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Acara ini diikuti 300 peserta dan akan diberikan materi terkait CHSE dari beberapa institusi yang membidangi CHSE dimasa pandemic covid 19 dan digelar di Hotel Amos Cozy, melawai.

Dalam sambutannya Rus mengatakan bahwa pandemi covid 19 ini telah mengubah paradigma masyarakat, dimana factor kesehatan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan atau tujuan wisata artinya pengembangan pariwisata harus memperhatikan dan membangun semua aspek pariwisata dan ekonomi kreatif menuju quality tourism.

"Diharapkan quality tourism ini berdampak kepada kita, membuat wisatawan menjadi lebih betah di destinasi, jadi staying lebih lama, spending lebih banyak," ujarnya.

Sudin Pariwisata Jakarta Selatan mengharapkan kerjasama yang baik dari industri pariwisata hotel dan resto untuk dapat menerapkan industri pariwisata di era adaptasi kebiasaan baru dengan aman dan nyaman. Lebih rinci Ia mengatakan pandemi ini menekan dan berdampak yang besar terhadap semua aspek kehidupan terlebih kepada industri pariwisata di Jakarta Selatan.

Namun, Rus meminta agar semua pihak yang terlibat dalam industri ini harus menghadapi bersama dengan dapat mengimplementasikan penerapan protokol kesehatan sebaik baiknya dan dinas pariwisata dan ekonomi kreatif akan terus memberikan dukungan kepada industri pariwisata yang ada di Jakarta Selatan serta menghadirkan inovasi-inovasi yang niscaya memberikan harapan yang leb…

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kabar Baik, Sertifikasi Protokol Kesehatan CHSE di Sektor Pariwisata Gratis

Paket Sepuluh Indonesia, Sebuah Perjalanan Wisata Fotografi ke 10 Bali Baru
Paket Sepuluh Indonesia, Sebuah Perjalanan Wisata Fotografi ke 10 Bali Baru. foto: istimewa

Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area III Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bulqis Chairina mengatakan, Program Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) bebas biaya alias gratis. Sebab, seluruh biaya atas sertifikasi protokol kesehatan anyar itu ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

"Kebetulan untuk kegiatan CHSE untuk industri dan pelaku industri (pariwisata) itu digratiskan tidak ada biaya sama sekali. Pemerintah melaksanakan itu. Jadi, tidak ada sama sekali biaya," tutur Bulqis dalam acara "Perjalanan Wisata Pengenalan Kerjasama Dengan PT AirAsia Indonesia," di Bali, Minggu (15/11).

Bulqis mengatakan, saat ini diperlukan upaya nyata dari pelaku industri terkait pariwisata untuk mewujudkan pariwisata dalam negeri yang aman dari paparan virus Covid-19. Salah satunya dengan mengantongi sertifikat CHSE

Sehingga mobilitas warga untuk pelesiran diyakini akan kembali meningkat. Mengingat tujuan utama CHSE untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keamanan pariwisata dalam negeri di masa kedaruratan kesehatan ini.

"Karena memang kita juga berusaha untuk sama-sama membantulah. Gimana (pariwisata) ini bisa kembali bangkit.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong seluruh pelaku industri di yang terkait dengan pariwisata untuk memanfaatkan program sertifikasi CHSE. Menyusul program tersebut jadi salah satu strategi pemerintah menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru.

"Kita harus menyadari, bahwa pandemi ini harus kita terima. Maka kita tetep menjaga protokol kesehatan itu saja (CHSE)," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya