Ternyata, 60 Persen Antrean Rapid Test Antigen di Bandara Soetta Bukan Penumpang Pesawat

Penumpukan peminat rapid test antigen dan PCR tes di Bandara Soekarno Hatta, ternyata bukan hanya untuk kepentingan penerbangan saja.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 23 Des 2020, 15:35 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 15:35 WIB
FOTO: Calon Penumpang Bandara Soetta Mengular Antre Rapid Test
Polisi mengingatkan jaga jarak saat calon penumpang mengntre untuk rapid test antigen di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (22/12/2020). Calon penumpang mengaku rata-rata antre hingga tiga jam untuk mendapatkan layanan rapid test antigen. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Penumpukan peminat rapid test antigen dan PCR tes di Bandara Soekarno Hatta, ternyata bukan hanya untuk kepentingan penerbangan saja.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menemukan, bila adanya antrean masyarakat yang hendak rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta, pada Senin (21/12/2020) lalu, disebut tak hanya berasal dari calon penumpang pesawat.

"Jadi keterangan yang saya dapatkan dari Pak Dirut APII, bahwa banyak masyarakat yang bukan calon penumpang pesawat melakukan rapid test antigen di Bandara Soetta," kata Tulus saat ditemui di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (23/12/2020).

Tulus mengungkapkan, dari data yang dia dapatkan, sebanyak 60 persen masyarakat yang melakukan rapid test antigen di Bandara Soetta bukan merupakan penumpang pesawat terbang, khususnya di Bandara Soetta.

"Rata-rata mereka adalah penumpang kapal laut dan kereta api yang juga harus menyertakan rapid test antigen," ungkap Tulus.

Hal tersebut kata Tulus terjadi lantaran tak adanya fasilitas untuk melakukan rapid test antigen di pelabuhan ataupun stasiun. Lalu, faktor lainnya adalah, masyarakat juga berbondong-bondong melakukan rapid test di Bandara Soetta lantaran harganya yang murah.

"Di Bandara Soetta hanya Rp 200ribu, sementara di rumah sakit harganya jauh lebih mahal," tuturnya.

Bahkan, Tulus juga mengatakan, bukan hanya rapid test antigen yang harganya terbilang cukup murah, untuk test COVID-19 lain pun masyarakat akan lebih memilih melakukan tes di Bandara Soetta.

"Misalnya saya kemarin, sempat rapid test antibodi di Bandara Soetta hanya Rp. 85ribu, tapi memang kalau untuk sengaja datang kesini tapi tidak untuk naik pesawat sebenarnya costnya sama saja," ujar Tulus.

Tulus menjelaskan, adanya antrean rapid test antigen yang cukup panjang di Bandara Soetta lantaran adanya kepanikan masyarakat akan aturan pemerintah yang mendadak.

"Sehingga menimbulkan panic policy, masyarakat panik dan akhirnya berbondong-bondong melakukan rapid test di hari yang sama," ungkapnya.

Tulus menilai, sejak awal pandemi COVID-19 terjadi, Pemerintah memang tidak konsisten dalam membuat kebijakan untuk menghadapi COVID-19 hingga mmebuat masyarakat bingung.

"Hal ini tentunya menimbulkan kekacauan di lapangan itu menjadi masalah serius karena bisa menimbulkan klaster baru, khususnya di Bandara Soetta," jelasnya. (Pramita Tristiawati)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ingat, Rapid Test Antigen untuk Penumpang Kereta Hanya Berlaku 3 Hari

FOTO: Calon Penumpang Bandara Soetta Mengular Antre Rapid Test
Petugas medis (kiri) melakukan rapid test antigen terhadap calon penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (22/12/2020). Calon penumpang mengaku rata-rata antre hingga tiga jam untuk mendapatkan layanan rapid test antigen. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberlakukan test rapid antigen sebagai syarat melakukan perjalanan darat seperti dengan kereta api selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021.

Ketentuan ini berlaku untuk periode 22 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Hal ini tertuang pada Surat Edaran (SE) Nomor 23 Tahun 2020 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dengan Transportasi Perkeretaapian Selama Masa Natal 2020 Dan Tahun Baru 2021 Dalam Masa Pandemi Corona Virus Desease (Covid-19).

Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menyampaikan, pihaknya telah menyediakan layanan rapid antigen sejak Senin (21/12/2020) kemarin di Stasiun Gambir dan Pasar Senen. Ketentuan itu hanya berlaku 3 hari, dan mulai diwajibkan kepada seluruh calon penumpang kereta sejak Selasa, 22 Desember 2020.

"Adapun berkas Rapid Antigen berlaku 3 hari setelah tanggal tes rapid dilakukan," jelas Eva dalam siaran pers resmi PT KAI, Rabu (23/12/2020).

Untuk menghindari risuko tertinggal kereta, Eva mengatakan, seluruh calon pengguna yang memilih untuk melakukan rapid antigen di stasiun dihimbau untuk melakukan tes paling lama H-1 sebelum tanggal keberangkatan.

"Calon pengguna dihimbau agar menyiapkan rentang waktu yang cukup jika tetap akan melakukan rapid Antigen pada hari yang sama dengan hari keberangkatan, tidak disarankan juga datang 3 jam sebelum keberangkatan mengingat antrian Rapid Antigen di stasiun cukup padat," imbuhnya.

Menurut catatan PT KAI, terdapat sebanyak 6.700 calon pengguna telah melakukan rapid di Stasiun Gambir dan Pasar Senen pada 21 dan 22 Desember 2020.

Sementara untuk hari ini, Rabu 23 Desember 2020, data terakhir pukul 09.00 WIB layanan rapid antigen di Stasiun Gambir dan Pasar Senen telah melayani sekitar 2.100 calon pengguna.

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya