Mampukah Mendag Muhammad Lutfi Turunkan Harga Pangan?

Muhammad Lutfi pernah menjadi Menteri Perdagangan di era Pemerintahan SBY untuk menggantikan Gita Wirjawan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 25 Des 2020, 18:45 WIB
FOTO: Presiden Jokowi Lantik Enam Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo (kanan) melantik enam menteri baru Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Keenamnya adalah Yaqut Cholil Qoumas, Budi Gunadi Sadikin, Tri Rismaharini, Muhammad Lutfi, dan Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menyangsikan kemampuan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi untuk menekan harga sejumlah bahan pangan pada periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru). Khususnya gula pasir, minyak goreng dan daging.

"Karena kenaikan gula pasir, minyak goreng, dan daging ini terjadi di semua Menteri Perdagangan (Mendag), selalu jadi momok di setiap Mendag. Mendag baru ini (Muhammad Lutfi) pernah kita kasih rapot merah karena tidak mampu menurunkan harga tiga komoditas itu," paparnya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (25/12/2020).

Mansuri mengungkapkan, sosok Mendag anyar ini bukan orang baru di tubuh Kementerian Perdagangan. Sebab, dia pernah didapuk menjadi Menteri Perdagangan di era Pemerintahan SBY untuk menggantikan Gita Wirjawan.

"Mendag Lutfi waktu itu treatmen dan kebijakannya sama dengan Mendag lainnya, tidak ada terobosan. Jadi harga tiga komoditas tersebut tetep naik saat itu," terangnya

Maka dari itu, Mendag anyar ini diharapkan mampu mengambil kebijakan terobosan untuk mengakhiri persoalan klasik atas kenaikan harga tiga komoditas itu. Yakni dengan memperkuat kolaborasi bersama Kementerian Pertanian untuk memperbaiki pemetaan wilayah sentra produksi.

"Kuncinya tadi kolaborasi dengan Kementan, biar persoalan pemetaan wilayah sentra stok pangan ini diperbaiki. Sehingga harga juga akan stabil. Kan di Indonesia kalau harga murah barang dibuang-buang oleh petani sedangkan kalau mahal produksi kurang. Maka, harus dibuat pemetaan produksi lebih untuk stok yang baik lah," ujar dia mengakhiri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga 3 Komoditas

gula-pasir
Pekerja menunjukkan gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kemendag menyatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) gula kristal putih sebesar Rp12.500 per kilogram akan dilakukan pada bulan Maret 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun saat ini dari tiga komoditas tersebut, gula pasir lah yang mengalami lonjakan harga tertinggi. Dimana kenaikannya hampir mencapai 50 persen.

"Gula pasir itu kenaikannua dari Rp 13.000 per kilogram (kg) sekarang ke Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per kilogram di pasaran," jelas dia.

Sedangkan, untuk minyak goreng kenaikan terbilang lebih rendah. Yakni dari Rp 13.800 per kg menjadi Rp 14.000-Rp 15.000 per kilogram.

Sementara itu, harga daging sapi masih mengalami kenaikan tipis. Rinciannnya untuk daging sapi kualitas super dijual Rp 123.000 dari sebelumnya Rp 120.000 dan kualitas standar di jual Rp 118.000 per kg dari sebelumnya Rp 115.000 per kg.

Kendati demikian, kenaikan harga berpotensi terus merangkak hingga tahun baru 2021 nanti. "Karena kan kenaikan harga puncaknya saat tahun baru, setelah itu baru berangsur-angsur turun," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya