Wamendag Minta BBJ Tingkatkan Sosialisasi Pasar Berjangka Komoditi

Wamendag Jerry Sambuaga memandang pasar berjangka komoditas penting untuk menunjang kinerja perdagangan komoditas di Indonesia

oleh Tira Santia diperbarui 05 Jan 2021, 12:55 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 12:48 WIB
Kunjungan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga ke Norwegia bertujuan untuk menghadiri peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Norwegia. (Dok Kemendag)
Kunjungan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga ke Norwegia bertujuan untuk menghadiri peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Norwegia. (Dok Kemendag)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar berjangka komoditas penting untuk menunjang kinerja perdagangan komoditas di Indonesia. Keterlibatan masyarakat sebagai investor akan memberikan dampak yang saling menguntungkan antara dunia usaha dalam negeri dengan masyarakat itu sendiri. oleh karena itu, sosialisasi terhadap Bursa Berjangka Komoditas harus terus ditingkatkan.

Demikian yang disampaikan Wakil Menteri (Wamendag) Perdagangan Jerry Sambuaga dalam pembukaan perdagangan Perdana Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) awal pekan ini. Hadir juga dalam acara tersebut, Kepala Bappebti Siddharta Utama, Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang beserta dua direktur BJJ lainnya, Hamdi Hassyarbaini dan Andreas tanadjaja. Tampak hadir pula jajaran komisaris BBJ dan pejabat lainnya.

“Sosialisasi harus ditingkatkan, khususnya di kalangan muda agar mereka tahu manfaat dari Bursa Berjangka Komoditas,” kata Wamendag dalam keterangannya, Selasa (5/1/2021)

Jerry menekankan, sebagaimana pasar saham, Bursa Komoditas juga menjanjikan keuntungan dan bisa dimanfaatkan peluangnya oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat yang semakin besar tentu akan menjadi daya ungkit bagi perdagangan komoditas yang akhirnya menggairahkan ekonomi dan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat.

“Jadi keuntungannya riil, baik langsung maupun tak langsung. Dan ini akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Jerry.

Menurut Wamendag, sosialisasi kesadaran terhadap pasar berjangka komoditas bisa dimulai di kampus-kampus. Ini karena mahasiswa dan dosen biasanya punya pandangan yang luas dan terbuka terhadap hal-hal baru. Dengan demikian mereka akan mendapat masukan bahwa pasar berjangka komoditas bisa menjadi peluang bagi mereka disamping meningkatkan kesadaran untuk menggairahkan ekonomi nasional. Dengan jumlah mahasiswa da pelajar yang banyak, mereka bisa membawa trend keikutsertaan dalam pasar berjangka komoditas.

Pada tahun 2020 pasar Berjangka Komoditas Indonesia, menurut catatan Bappebti, meraih transaksi penjualan sebesar 9,5 juta lot. Pada tahun 2021 ini, ditargetkan jumlahnya meningkat menjadi 11 juta lot.

Peningkatan ini dipandang akan meningkatkan pula gairah pelaku usaha di sektor perdagangan komoditas. Dengan besar dan beragamnya potensi pasar komoditas Indonesia, diharapkan ekstensifikasi komoditas yang terlibat juga diharakan semakin banyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Optimis di 2021

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Lebih lanjut menurut Jerry, pemerintah mengajak agar pelaku usaha memandang optimis tahun 2021. Hal ini didasarkan telah dimulainya proses vaksinasi sehingga hambatan-hambatan yang berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 bisa segera diatasi. Diharapkan dengan itu kinerja perdagangan luar negeri Indonesia bisa meningkat lebih tinggi lagi.

“Bahkan di tahun 2020 kemarin, yaitu saat puncak pandemi, Indonesia justru mencatat surplus neraca perdagangan yang nilainya sekitar USD 20 Milyar. Ini tentu menjadi modal optimisme kita di tahun 2021 bahwa kita bisa berkinerja lebih baik lagi,” kata Mantan Anggota Komisi I tersebut.

Untuk itu, menurut Wamendag, Pemerintah sendiri akan juga meningkatkan kinerjanya dengan mendekatkan diri pad aseluruh pelaku usaha maupun stake holder lainnya.

Jerry mengatakan bahwa Kemendag selalu siap mendengarkan, memberikan fasilitasi dan pendampingan agar kinerja ekspor Indonesia meningkat. Selain upaya-upaya itu, jerry juga menguraikan tekad pemerintah untuk menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan serta menjamin implementasi perjanjian perdagangan yang sudah ada.

Pada tahun 2020, Indonesia tercatat menyelesaikan beberapa perjanjian perdagangan penting antara lain RCEP, IA-CEPA, AHK_FTA< dan fasilitasi General Preference System dari Amerika Serikat. Diharapkan pada tahun 2021 Indonesia-Uni Eropa CEPA bisa diselesaikan agar pasar ekspor Indonesia semakin luas dan semakin kompetitif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya