Simak Rahasia Menteri Trenggono Dongkrak Ekspor Produk Perikanan

Menteri Trenggono ingin dengan pemutakhiran alat uji laboratorium, produk perikanan yang diekspor bebas virus dan patogen bahaya lainnya

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 18:45 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok KKP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan kualitas produk hasil perikanan untuk menggenjot volume dan nilai ekspor di 2021. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut.

Salah satunya dengan melakukan pembaruan alat uji, pengembangan sumber daya manusia, hingga penguatan pengawasan.

"Kita siapkan yang terbaik, kita beli kalau perlu," kata Trenggono saat rapat bersama para pejabat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (BKIPM) di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Menteri Trenggono ingin dengan pemutakhiran alat uji laboratorium, produk perikanan yang diekspor bebas virus dan patogen bahaya lainnya yang dapat mengganggu kesehatan pengonsumsi. Tentunya alat tersebut juga bisa dipakai untuk menguji produk perikanan yang masuk ke Indonesia.

Selama ini, KKP melalui BKIPM melibatkan pihak ketiga untuk membantu pengecekan kualitas produk perikanan, salah satunya universitas (kampus). Trenggono berharap di masa mendatang KKP lebih mandiri dalam menguji produk perikanan yang ada, baik itu ekspor maupun impor.

"Kita harus punya alat uji sendiri sebagai pembuatan keputusan, jangan bergantung pada pihak ketiga," kata dia.

Dia menambahkan, peningkatan kualitas produk perikanan harus dimulai dari hulu. Sehingga selain alat uji yang mutakhir, tim BKIPM diminta untuk rutin turun ke lapangan. Memastikan proses produksi di unit-unit pengolahan ikan berjalan sesuai standar.

Pemutakhiran alat uji hingga penguatan pengawasan ini, diakuinya sebagai bagian dari langkah strategis dalam menyasar pasar internasional. Sebab hampir semua negara menerapkan standar tertentu untuk produk perikanan yang masuk (impor).

Apalagi nanti Indonesia butuh perluasan pasar. Sebab saat ini KKP menggenjot produksi perikanan budidaya untuk komoditas udang vaname, ikan, dan rumput laut. Trenggono optimistis Indonesia bisa jadi negara penghasil vaname terbesar mengalahkan India.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Ekspor Perikanan

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor produk perikanan tercatat sebanyak 510.050 ton pada semester I-2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala BKIPM Rina menjelaskan nilai ekspor tahun 2021 ditaksir mencapai USD 6,05 miliar. Angkanya naik sekitar USD 1 miliar dari tahun sebelumnya. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) targetnya mencapai Rp 74,4 miliar.

Adanya pemutakhiran alat uji dan penguatan pengawasan, nilai yang dicapai bisa jadi lebih tinggi.

"Kalau kita bisa memperkuat laboratorium, jadi bisa dikerjakan di dalam. Itu pengaruhnya akan naik lagi angkanya," kata Rina.

Rina menambahkan, produk perikanan yang keluar dan masuk Indonesia harus bebas dari 37 jenis penyakit ikan. Meliputi 23 jenis virus, 5 jenis bakteri, 3 jenis jamur, dan 6 jenis parasit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya