Bursa Saham Asia Menguat, Investor Menanti Komentar Calon Menkeu AS Janet Yellen

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa, 19 Januari 2021. Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak AS untuk bertindak lebih besar terhadap bantuan COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 19 Jan 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 08:29 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Selasa pagi seiring investor menunggu komentar dari calon Menteri Keuangan Janet Yellen yang dipilih Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei naik tipis 0,96 persen. Sementara itu, indeks Topix menguat 0,46 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,11 persen.

Indeks saham Australia ASX 200 menguat 1 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,13 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa (19/1/2021).

Mantan Ketua the Federal Reserve Janet Yellen mengatakan kepada Komite Keuangan Senat kalau pemerintah harus "bertindak besar” dengan paket bantuan COVID-19 berikutnya.

Sementara itu,  Wall Street Journal melaporkan kalau Yellen diharapkan menjelaskan AS tidak mencari dolar AS melemah. 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tutup untuk memperingati hari Martin Luther King.

Indeks dolar AS berada di posisi 90,76, angka ini lebih tinggi dari pekan lalu 90,4. Yen Jepang berada di kisaran 103,68 per dolar AS.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bursa Asia Melemah Jelang Rilis Data Ekonomi China

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin, 18 Januari 2021 seiring investor menanti data ekonomi China termasuk data produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 melemah 1,36 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix merosot 0,86 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,3 persen. Di Australia, indeks saham ASX 200 turun 0,75 persen. Sementara itu, indeks saham MSCI Asia Pasific melemah 0,43 persen.

Investor fokus menanti data ekonomi China termasuk rilis data ekonomi kuartal IV, produksi industri dan penjualan ritel pada Desember. Demikian dilansir dari CNBC, Senin, 18 Januari 2021.

Di sisi lain, pemerintahan Trump member tahu beberapa pemasok telekomunikasi raksasa China Huawei termasuk pembuat chip Intel, mencabut lisensi tertentu untuk dijual ke perusahaan China tersebut.

Hal ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu waktu setempat. Bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup.

Indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang berada di posisi 90,84 setelah melihat level di bawah 90,3. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 103,88 per dolar AS, lebih kuatl dari level di atas 104,1.

Harga minyak lebih rendah di perdagangan Asia. Harga minyak Brent turun 0,49 persen menjadi USD 54,83 per barel. Harga minyak mentah berjangka AS merosot 0,53 persen menjadi USD 52,08 per barel.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya