Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik seiring dengan penguatan pasar saham AS pada hari Selasa menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden AS di tengah optimisme bahwa lebih banyak stimulus pemerintah pada akhirnya akan mengangkat pertumbuhan ekonomi global.
Dikutip dari CNBC, Rabu (21/1/2021), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik USD 1,15, atau 2,1 persen, menjadi USD 55,90 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup 62 sen, atau 1,18 persen, lebih tinggi pada USD 52,98 per barel.
Baca Juga
Indeks utama Wall Street naik setelah pendapatan optimis dari bank-bank besar AS dan komentar dari calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjelang pelantikan Biden pada hari Rabu.
Advertisement
Yellen mendesak anggota parlemen untuk "bertindak besar" pada paket bantuan virus corona berikutnya, menambahkan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biaya beban utang yang lebih tinggi.
“Saat kita mendekati awal era pemerintahan Biden di AS, para pedagang sekarang memiliki harapan mereka untuk efek positif yang cepat pada pasar yang berasal dari paket stimulus yang dijanjikan (USD 1,9 triliun),” kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Investor juga optimis dengan permintaan di China, importir minyak mentah utama dunia, setelah data menunjukkan produksi kilang naik 3 persen ke rekor tertinggi pada tahun 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Permintaan Minyak Mulai Pullih
Halliburton Co, sementara itu, memprediksikan pemulihan dalam industri minyak dan gas global dari kuartal kedua setelah penyedia jasa ladang minyak tersebut mengalahkan perkiraan laba pada pemotongan biaya dan kenaikan moderat dalam aktivitas menyusul penurunan tahun lalu.
Dan sekretaris jenderal OPEC mengatakan, dia sangat optimis pasar minyak akan pulih tahun ini dari penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Harga minyak mentah naik meskipun Badan Energi Internasional (IEA) memangkas prospek permintaan minyak pada 2021 tetapi menunjuk pada pemulihan pada paruh kedua tahun ini menjadi rata-rata tahunan 96,6 juta barel per hari.
Advertisement