Cegah Penyelundupan, KKP Optimalkan Budidaya Lobster di Dalam Negeri

KKP menegaskan komitmen dalam mengembangkan budidaya lobster dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2021, 16:15 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 16:15 WIB
Sejumlah lobster hasil tangkapan nelayan di pantai Selatan Garut, Jawa Barat.
Sejumlah lobster hasil tangkapan nelayan di pantai Selatan Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmen dalam mengembangkan budidaya lobster dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mendukung kesejahteraan nelayan, pembudidaya dan menjaga keberlanjutan biota laut tersebut.

"Pesan saya jelas bahwa budidaya akan kita kembangkan terus dan menjadi tanggung jawab Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya untuk lobster. Saya akan all-out bahwa ini harus dikembangkan di dalam negeri," ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangan tertulis pada Rabu (20/1/2021).

Komitmen tersebut disampaikannya usai meninjau lokasi budidaya lobster di keramba jaring apung yang dikelola PT. Lautan Berkah Perkasa (LBP) di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Lobster yang dipanen di keramba jaring apung Sumberkima, jumlahnya mencapai 300 kilogram dengan ukuran 200-300 gram per ekor. Hasil panen lobster jenis pasir serta mutiara ini akan langsung diekspor ke China, dan merupakan ekspor perdana lobster hasil budidaya dengan sistem kandang tenggelam (submerged cages).

Panen parsial kali ini merupakan kedua kalinya sejak budidaya dilakukan setahun lalu. Panen sebelumnya Desember 2020 dengan hasil 200 kilogram.

"Ini satu bukti menurut saya. Tadi saya sudah pegang ada yang beratnya satu kilogram lebih dan itu waktu budidayanya satu tahun. Ada juga yang empat bulan bisa panen dan menghasilkan," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Punya Banyak Benih

Bareskrim Mabes Polri Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster
Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat rilis penyelundupan benih lobster di Gedung Dittipidter Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Bersama KKP, Polisi mengungkap penyelundupan 57.058 ekor benur jenis pasir dan jenis mutiara 203 ekor. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Keberhasilan budidaya lobster di Desa Sumberkima, kata Trenggono, harus diikuti di daerah lain. Sebab Indonesia memiliki banyak benih yang merupakan modal utama untuk mengembangkan budidaya.

"Semua pihak harus bisa mendukung supaya jangan ada lagi penyelundupan BBL (benih bening lobster), semua harus bisa dibudidayakan di dalam negeri," jelas Trenggono.

Ketua Gabungan Pengusaha Lobster Indonesia (GPLI), Gunawan menyampaikan, bahwa Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor lobster terbesar di dunia.

"Kami akan menjadikan Sumberkima sebagai Lobster Estate pertama di Indonesia dan berikutnya akan kami kembangan sampai ke seluruh pelosok nusantara. GPLI menargetkan ekspor lobster hasil budidaya sebesar 30 ribu ton per tahun, yang akan kami capai dalam waktu 10 tahun. Sehingga kedepannya semakin banyak benih yang terserap untuk dibudidayakan di dalam negeri" ungkap Gunawan.

Infografis Komoditas Seksi, Harga Lobster Capai Rp 1,5 Juta per Kg

INFOGRAFIS: Komoditas Seksi, Harga Lobster Capai Rp 1,5 Juta per Kg (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Komoditas Seksi, Harga Lobster Capai Rp 1,5 Juta per Kg (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya