Indonesia Rawan Kekurangan Pangan, DPR Minta Sri Mulyani Buka Hati

Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Sudin meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mengembalikan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan).

oleh Tira Santia diperbarui 25 Jan 2021, 13:58 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 13:49 WIB
Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Sudin meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mengembalikan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan). Jika anggaran tersebut tidak dikembalikan maka Indonesia kemungkinan akan kekurangan pangan.

Menurut Sudin, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa terjadi pemotongan yang cukup besar terhadap anggaran Kementan. Padahal semua tewlah disepakati adanya penambahan anggaran.

“Itu bedanya kalau tidak salah Rp 100 miliar lebih antara 2020-2021. Saya berharap terbuka hatinya Menteri Keuangan untuk mengembalikan lagi anggaran tersebut ke Kementerian Pertanian. (Jika tidak) kita akan bisa terjadi rawan pangan dan kekurangan pangan,” kata Sudin dalam Raker bersama Menteri Pertanian, Senin (25/1/2021).

Adapun Berdasarkan Surat Menteri Keuangan, Kementan diminta melakukan penghematan belanja APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2021 sebanyak Rp 6,33 triliun, sehingga total anggaran yang semula sebesar Rp 21,84 triliun berubah menjadi Rp 15,51 triliun.

Sudin sangat menyayangkan adanya pemotongan anggaran ini karena alasan pandemi covid-19. Padahal saat ini Indonesia memerlukan adanya peningkatan pangan, tapi anggaran Kementan malah dipotong.

"Saya secara pribadi sangat menyesalkan pemotongan ini karena lagi pandemi, hampir semua negara menahan pangannya, sementara kita ini butuh peningkatan pangan, (malah) dipotong Rp 6 triliun sekian,” ujarnya.

Demikian Sudin meminta kepada Kementan agar tidak ada kebohongan data mengenai realisasi anggaran.

“Saya tidak mau lagi ada kebohongan data. Kalau Rp 21 triliun penghasilannya 5.000 ton, kalau Rp 15 triliun produksinya 3.500 ton, terang-terangan saja, kalau duitnya tidak cukup turunkan.” Pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementan Kawal Percepatan Musim Tanam Perdana di 2021

Kementerian Pertanian mengupayakan peningkatan produksi padi melalui pola tanam padi dengan indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi petani. (Dok Kementan)
Kementerian Pertanian mengupayakan peningkatan produksi padi melalui pola tanam padi dengan indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi petani. (Dok Kementan)

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan persiapan menyambut masuknya Musim Tanam 1 2021. Persiapan itu diantaranya dengan mengintervensi pengadaan benih dan bibit berkualitas sesuai dengan kondisi cuaca yang ada serta mengontrol pendistribusian pupuk.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam lawatanya ke Desa Leworeng, Kabupaten Soppeng, mengatakan bahwa Kementan juga terus mempersiapkan proses tanam dengan sentuhan mekanisasi canggih yang bisa mempercepat produksi hingga 4 kali panen dalam semusim.

"Hari ini saya bersama seluruh jajaran eselon 1 kementan memang terus menelusuri beberapa Provinsi-provinsi khusus, termasuk Provinsi Sulawesi Selatan untuk melihat kesiapan kita memasuki musim tanam 1 pada 2021. Tentu kami akan mengintervensi vareatas bibit unggil yang sesuai dengan kondisi cuaca. Kemudian kami juga terus mengakselerasi perpupukan agar bisa terkonsentrasi dengan baik," kata Mentan, Senin (23/11/2020).

Menurut Mentan, keberhasilan MT 1 baru bisa dicapai jika semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan pertanian tetap menguatkan sinergitas dan soliditas. Yang pasti, kata Mentan, pertanian harus menjadi gerakan bersama untuk memperkokoh dan menguatkan ketahanan pangan nasional.

"Hari ini saya ada di Kabupaten Soppeng untuk melihat MT 1 2021. Selanjutnya saya berharap pak kepala dinas provinsi dan lain-lain menyatu dengan gubernur dan para bupati untuk memperkuat agar 2021 kita bisa kejar musim tanamnya lebih cepat," katanya.

Di samping itu, Kementan juga terus menggulirkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai fasilitas negara dalam mengembangkan usaha tani. Program ini diharapkan mampu menjadi penyangga utama perbaikan ekonomi nasional agar terus bergerak ke arah yang lebih baik.

"Hal lain yang kami coba tekan untuk betul-betul bisa dimanfaatkan adalah kredit usaha rakyat yang digulirkan oleh bapak presiden agar rakyat betul-betul mempersiapkan diri memanfaatkan fasilitasi negara melalui KUR. Dan penggunaan KUR kami di Soppeng cukup besar, yakni 164 miliar. Yang jelas Sulsel sudah menggunakan 3 triliun lebih alias terbesar ketiga di Indonesia," tutupnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) menyerahakan bantuan sarana dan prasarana produksi pembangunan pertanian di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan sebesar Rp 24 miliar. Bantuan tersebut merupakan program jangka panjang Kementan untuk mempercepat dan meningkatkan produksi pertanian pada musim tanam 2021 mendatang.

Diantaranya berupa benih padi, benih jagung dan palawija. Di samping itu ada juga bantuan alat mekanisasi berupa mesin traktor serta bantuan KUR sebagai upaya pemerintah dalam mensejahterakan para petani.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya