Bulog Bangun 13 Pabrik Penggilingan Beras Modern, Bebaskan Petani dari Tengkulak

Perum Bulog tengah membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 wilayah produksi beras.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2021, 12:05 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 12:05 WIB
Stok Beras Nasional di Tengah Pandemi
Aktivitas petani saat menggiling padi usai dipanen di persawahan kawasan Rorotan, Jakarta, Rabu (29/7/2020). Cadangan beras pemerintah (CBP) diprediksi mampu untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri di tengah pandemi Covid-19, bahkan hingga akhir tahun 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tengah membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 wilayah produksi beras. Tujuannya untuk menyelamatkan petani dari jerat tengkulak.

"Kita tengah membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 wilayah penghasil beras. Itu dengan harapan petani tidak terbelenggu lagi dengan tengkulak," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dalam acara Perkenalan Direksi dan Strategi Perum Bulog 2021, Rabu (3/2).

Buwas mengatakan, selama ini petani telah lama menderita akibat praktik tengkulak. Sebab, harga gabah produksinya selalu dibeli oleh tengkulak dengan harga serendah mungkin. Walhasil, kelompok petani tidak pernah merasakan adanya Keuntungan dari harga gabah yang tinggi di pasaran.

"Kalau harga gabah tinggi per kilogramnya, selama ini petani tidak dapat (menikmati). Harga gabah ditangan mereka petani selalu berkisar Rp3.600 per kilogramnya. Selebihnya yang menikmati para tengkulak dengan harga tinggi," terangnya.

Oleh karena itu, Bulog terus berupaya mempercepat pembangunan MRMP di 13 wilayah produksi beras. Sehingga petani dapat segera merasakan keuntungan dari hasil jual produksi gabahnya.

"Nantinya kita akan serap minimal 10 persen gabah dari hasil panen wilayah. Tapi akan tergantung dari kemampuan kapasitas MRMP sendiri yang berbeda-beda," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produksi Sendiri, Bulog Jual Beras Premium Seharga Medium Mulai 2021

20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) akan memproduksi beras premium sendiri, dan akan dijual seharga beras medium. Hal itu bertujuan untuk memberikan beras berkualitas baik dengan harga murah.

“Bulog akan memproduksi beras sendiri, yang selama ini Bulog membeli mayoritas beras dari pihak ketiga dimana akhirnya bentuk kualitasnya bermacam-macam,” Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau dikenal Buwas, dalam konferensi pers Perkenalan Direksi dan Penyampaian Strategi Perum Bulog Tahun 2021, Rabu (3/2/2021).

Rencana tersebut dapat tercapai setelah pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 wilayah produksi beras dan gudang-gudang modern selesai. Dengan begitu, Bulog dapat menyerap bahan baku gabah atau padi dari 13 wilayah produksi tersebut.

“Kalau nanti Modern Rice Milling Plant ini terbangun maka Bulog akan memproduksi beras sendiri, pasti harganya lebih murah karena kita membeli bahan bakunya  gabah di seluruh wilayah produksi gabah,” ujarnya.

Kemudian tujuan dari Modern Rice Milling Plant di 13 wilayah, seluruh hasil panen gabah atau padi dari petani yang dibeli Bulog akan ditampung melalui proses dryer, dan disimpan di silo agar kualitasnya terjaga.

“Kita tampung melalui proses dryer, kemudian kita simpan di silo yang selama ini kita simpan di gudang biasa sehingga mudah rusak dan perawatannya mahal. Dengan pembangunan Modern Rice Milling Plant ini, gabah kita gunakan ketika diperlukan dan kita memiliki mesin yang berkualitas dan modern,” jelasnya.

Dengan mesin modern tersebut, maka beras yang dihasilkan adalah beras premium. Kedepannya Bulog tidak lagi menjual beras medium. Lantaran biaya produksi beras premium dan medium itu sama, sehingga Bulog memilih memproduksi beras Premium.

“Karena melalui prosedur dryer, disimpan di selo dan gabahnya digiling ketika dibutuhkan sehingga berasnya berkualitas baik. Sehingga tidak ada lagi  beras lama, berkutu dan lainnya. Kita ingin menyajikan kepada masyarakat Indonesia bahwa kita bisa swasembada pangan khususnya beras,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya