Bulog Impor 80 Ribu Ton Daging Kerbau dari India untuk Ramadan dan Lebaran

Bulog akan mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 80 ribu ton secara bertahap.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Feb 2021, 12:25 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 12:25 WIB
Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pembeli memilih daging kerbau dan sapi yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan Bulog akan mengimpor daging kerbau dari India sebanyak 80 ribu ton secara bertahap. Sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia.

“Kita ajukan impor daging khususnya untuk hadapi puasa lebaran, karena kebutuhan itu meningkat. sehingga kita jauh hari sudah ajukan dan ini sudah diputus di Rakortas bahwa Bulog dapat jatah penugasan untuk impor daging kerbau 80 ribu ton tunggal,” kata Budi Waseso, dalan konferensi pers, Rabu (3/2/2021).

Meskipun sebelumnya daging kerbau sulit untuk dipasarkan atau dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kini daging kerbau impor sudah familiar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Bulog akan menggenjot impor daging kerbau.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, berdasarkan pengalaman tahun 2020 jatah impor daging kerbau yang diatur Pemerintah Indonesia sebanyak 100 ribu ton. Namun pihak importir hanya mampu memenuhi 70 ribu ton saja.

“Karena pengalaman yang lalu kita jauh-jauh hari sudah ajukan. Sehingga kita akan melakukan impor secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pasarnya. Tidak dapat 80 ribu langsung impor semua, siapa yang mau beli? kita kan jaga juga stabilisasi harga dari daging lokal,” ungkapnya.

Namun demikian, Bulog belum melakukan lelang karena suratnya baru diperoleh. Sehingga Bulog baru membuat administrasi surat, yang nanti ditindaklanjuti dengan undangan secara terbuka kepada para calon supplier yang akan menjual daging kerbau ke Indonesia.

“Cepat atau lambatnya tergantung daripada suppliernya sendiri. Karena bisa jadi India tiba-tiba lockdown. Oleh karena itu nanti kita bagi dengan kemampuan supplier di sana, bisa saja 1 bulan itu 10 ribu ton, 50 ribu ton, tergantung kemampuan supplier di sana secara bertahap,” jelasnya.

Tapi Budi berharap kebutuhan daging kerbau impor dalam 1 tahun sesuai kebutuhan masyarakat, dan bisa terpenuhi sebagaimana kuota yang direalisasi Bulog yaitu 80 ribu ton.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bulog Diminta Turun Tangan Atasi Lonjakan Harga Daging Sapi

Pedagang Daging Musiman Menjamur
Pedagang menunggu pembeli daging kerbau dan sapi di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang meminta kepada Pemerintah Pusat, khususnya Bulog untuk bisa segera menyelesaikan persoalan kenaikan harga daging sapi di wilayahnya.

"Kami berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar karena memang kewenangannya ada di mereka," ujar Kepala Dinas IndagUKM Kota Tangerang, Teddy Bayu saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (21/01/2021).

Untuk mengantisipasi kelangkaan daging sapi di pasaran akibat aksi mogok dari pedagang, pihak Pemkot juga meminta kepada Kementerian Perdagangan untuk menambah stock daging sapi di Kota Tangerang.

"Kami telah mengirimkan surat ke kementerian untuk meminta penambahan stock daging sapi, untuk mengantisipasi kelangkaan daging akibat aksi mogok yang dilakukan para pedagang," jelasnya.

Selain itu, pihaknya melalui PD Pasar juga akan mencari suply sapi lokal di wilayah Banten. Teddy mengungkapkan bahwa aksi mogok pedagang lebih disebabkan oleh kenaikan harga daging sapi import dari Australia.

"Untuk wilayah Jadetabek itu kan mengandalkan import sapi dari Australia, dan daging sapi impor dari Australia naik secara mendadak, sedangkan distributor serta pedagang gak bisa jual karena ketinggian harganya, tapi Jumat mereka mulai jualan lagi," tuturnya.

Terkait operasi pasar, Teddy menambahkan bahwa pelaksanaanya nanti akan menyasar para pedagang langsung, dan pelaksanaanya nanti kita laksanakan secara daring mengingat kondisi pandemi.

"Nanti akan kita tawarkan secara langsung ke padagang yang berminat secara online, karena jumlah dagingnya juga terbatas," ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya