Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dalam roadmap BUMN 2021-2023, setidaknya akan ada 8 hingga 12 BUMN yang akan mencatatkan sahamnya di bursa.
"Di pipeline, saya tidak mau bilang angka fix nya nanti dicari-cari, tapi ada 8 sampai 12 yang kita akan go public. Akan tetapi bukan sekedar go public, kembali fundamental dan sustain, harus ada," ujar Erick Thohir dalam Index Debut PT Bank Syariah Indonesia, ditulis Jumat (5/2/2021).
Baca Juga
Erick tidak menyebutkan secara rinci BUMN mana saja yang bakal melakukan Initial Public Offering (IPO). Kendati, menurut catatan Liputan6.com, terdapat beberapa anak usaha BUMN yang direncanakan go public dalam waktu dekat.
Advertisement
Seperti anak usaha PT Telkom Indonesia (kode saham TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang menargetkan IPO akhir 2021 atau awal tahun 2022.
"Secara timeline, kami berharap Mitratel dapat IPO akhir tahun ini atau semester satu tahun depan, tentunya dengan memperhatikan perkembangan kondisi market," kata Head of Investor Relations Telkom Andi Setiawan kepada Liputan6.com.
Demikian pula dengan Krakatau Steel. Dalam webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas bulan Januari 2021, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyebutkan ada 2 anak usaha yang bakal listing di bursa, yaitu PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
"Menurut saya KTI sangat sangat siap untuk IPO. KBS juga siap tapi KTI lebih menarik karena profitabilitynya sangat baik," ujar dia.
Kemudian, PT Wijaya Karya (WIKA) juga rencananya bakal melepas saham anak usahanya, PT Wijaya Karya Realty, ke publik.
"Untuk rencana IPO anak usaha setelah dibahas maka rencana IPO Wika Realty akan ditunda," ujar Direktur Keuangan WIKA Ade Wahyu dalam Public Expose 2020 secara daring, Selasa (25/8/2020) lalu.
Anak usaha Adhi Karya juga memiliki rencana yang sama. Dalam Public Expose 2020 di bulan Desember lalu, Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi membeberkan daftarnya, yaitu PT Adhi Persada Gedung (APG), PT Adhi Commuter Properti (ACP), PT Adhi Persada Beton (APB).
"Kita sudah merencanakan IPO anak usaha sejak akhir 2019, namun karena ada pandemi Covid-19, semuanya tertunda," kata Entus.
Adapun, saat ini ada 28 BUMN yang sahamnya tercatat di bursa. Erick bilang, ada 4 BUMN yang kinerjanya masih harus diperhatikan.
"Ada 28 perusahaan BUMN yang sudah listing, ada 4 yang terengah-engah. Itu yang akan kita perbaiki juga, karena jangan hanya sekadar listing, kuncinya bisa bersaing dan sustainability-nya," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BEI Sambut Baik Rencana IPO BUMN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mengajukan sejumlah perusahaan pelat merah untuk masuk ke pasar modal pada 2021-2023.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan ada 12 BUMN yang bakal melantai di bursa hingga 2023. Erick mengatakan, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga transparansi dan good governance perusahaan BUMN.
Rencana ini lantas disikapi oleh pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyambut baik jika ada BUMN yang akan go public.
"Bursa menyambut baik apabila terdapat filling dari perusahaan BUMN (anak usaha/cucu) masuk ke pipeline,” kata dia kepada wartawan, Kamis (4/2/2021).
Lebih lanjut, Nyoman menyebutkan sampai dengan hari ini ada 27 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI dengan rincian sebagai berikut:
4 Perusahaan dari sektor Basic Materials
2 Perusahaan dari sektor Industrials
3 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
3 Perusahaan dari sektor Technology
2 Perusahaan dari sektor Infrastructures
1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics
1 Perusahaan dari sektor Energy
2 perusahaan yang sektor/klasifikasi masih dalam proses evaluasi
Advertisement