Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 kembali surplus sebesar USD 1,96 miliar. Di bulan sebelumnya atau pada Desember 2020, neraca dagang Indonesia juga surplus sebesar USD 2,1 miliar. Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) cukup besar sehingga mendorong surplus neraca perdagangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, surplus beraca perdagangan pada Januari 2021 terjadi karena ekspor tercatat lebih tinggi sebesar USD 15,20 miliar. Sedangkan posisi impor di angka USD 13,34 miliar.
Baca Juga
Berdasarkan negara tujuan ekspor Indonesia, Amerika Serikat (AS) masih menjadi tertinggi dan menggembirakan. Di mana perdagangan Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut surplus mencapai USD 1,09 miliar.
Advertisement
Surplus itu terjadi lantaran nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 1,67 miliar. Sementara posisi impor hanya USD 581 juta.
"Kemudian dengan India kita masih surplus USD 563 juta, kemudian juga dengan Filipina surplus USD 504 juta," kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (15/2/2021).
Sementara sebaliknya, negara tujuan yang mengalami defisit terbesar yakni China atau Tiongkok yang mencapai USD 1,09 miliar. Defisit itu terjadi karena nilai impor mencapai USD 4,14 miliar, sementara ekspornya hanya USD 3,0 miliar.
"Demikian juga dengan Australia dan Korea Selatan yang mengalami defisit pada Januari 2021," katanya.
Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Indonesia ke Australia defisit USD 243 juta. Sedangkan ke Korea Selatan defisit USD 192 juta.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Neraca Dagang Indonesia Surplus USD 1,96 Miliar di Januari 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia di bulan Januari 2021 mengalami surplus sebesar USD 1,96 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto membeberkan, angka ekspor Indonesia sudah cukup membaik dengan nilai USD 15,3 miliar, sementara impor masih terkontraksi menjadi USD 13,34 miliar.
"Posisi ini jauh lebih bagus kalau kita bandingkan dengan neraca perdagangan Januari 2020 yang defisit USD 640 juta atau pada Januari 2019 yang defisit USD 980 juta," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (15/2/2021).
Menurut Suhariyanto, performa neraca dagang Januari 2021 cukup bagus karena ekspornya meningkat 12,24 persen dibandingkan Januari 2020 yang lalu. Ekspor pertanian naik 13,91 persen, industri naik 11,72 persen, dan tambang yang naik 16,92 persen.
"Jadi performa ekspor Januari 2021 ini jauh lebih bagus dari Januari 2020 dan ini diharapkan terus tumbuh dan pemulihan ekonomi akan berjalan sesuai harapan," ujarnya.
Kendati, nilai impor masih turun 6,49 persen year on year, baik dari sektor migas dan noon migas, dan dalam beberapa aspek baik konsumsi, bahan baku/penolong maupun barang modal. "Ini mengindikasikan pergerakan impor belum sesuai harapan," jelas dia.
Advertisement