Perhatikan! 5 Kesalahan Terbesar saat Bikin Resume Lamaran Kerja

Berikut ini lima kesalahan terbesar yang biasa dilakukan pelamar dalam membuat resume.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi melamar kerja - cv
Ilustrasi melamar kerja (Foto: Unsplash.com/ Raw Pixel)

Liputan6.com, Jakarta Masa perekrutan adalah saat di mana perekrut akan menyaring ratusan bahkan sampai ribuan resume kerja para pelamar. Penyaringan tersebut tentu untuk menemukan kandidat yang terbaik sebagai calon pekerja di perusahaan.

Resume kerja yang terlihat tak menarik bahkan dinilai buruk, bisa saja langsung dibuang ke tempat sampah. Karena itu, sebagai pelamar sebaiknya tahu jika ada beberapa poin penting yang harus dipenuhi jika resumenya tak ingin berakhir hanya di tong sampah.

Peter Yang yang merupakan pakar karier sekaligus CEO Layanan Penulisan Resume perusahaan induk ResumeGo, membeberkan poin-poin penting yang harus dipenuhi pelamar ketika ingin memiliki resume kerja yang baik.

Dia membagikan tips tersebut berkat pengalamannya yang telah meninjau ribuan resume kerja selama kurang lebih 26 tahun seiring perjalanan kariernya.

Mengutip laman CNBC, Rabu (3/3/2021), berikut 5 kesalahan terbesar yang biasa dilakukan pelamar dalam membuat resume.

1. Tidak memiliki profil LinkedIn

Hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah profil LinkedIn Anda harus diletakkan di bagian atas resume untuk memudahkan perekrut melihat informasi tentang Anda.

Sebab, profil tersebut berisi informasi mengenai kontak yang terhubung dengan Anda. Selain itu, Anda bisa mencantumkan pula situs web yang dimiliki jika ada.

Semua perusahaan pasti menginginkan orang-orang yang serius untuk kemajuan kariernya. Oleh sebab itu sebagai pelamar, untuk meyakinkan perusahaan bahwa Anda pun berkompeten dan serius, tunjukkanlah segala pencapaian yang telah diraih melalui profil LinkedIn tersebut.

Di samping itu, selalu perbarui pula profil LinkedIn Anda. Lengkapi informasi yang relevan dengan pekerjaan spesifik untuk posisi yang akan Anda lamar nantinya.

Sementara itu, penting pula untuk membuat LinkedIn menarik khalayak yang lebih luas dan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai latar belakang serta keterampilan yang Anda miliki. Dengan begitu tanpa Anda melamar pun, Anda akan dicari oleh perusahaan.

 

 

Saksikan Video Ini

2. Terlalu banyak mencantumkan hard skill dan soft skill

Ilustrasi melamar kerja - cv
Ilustrasi melamar kerja (Foto: Unsplash.com/ Green Chameleon)

Jika Anda masih bingung, hard skill adalah keterampilan terkait dengan pengetahuan teknis yang dimiliki dan pelatihan, seperti kemampuan menggunakan Photoshop, Excel, dan sejenisnya.

Sedangkan soft skill adalah keterampilan lunak yang lebih mengarah pada sifat yang Anda miliki, seperti kepemimpinan, manajemen waktu, dan sejenisnya.

Peter menyarankan untuk mencantumkan kedua hal tersebut dengan perbandingan 2:1. Itu artinya jika mengikuti saran Peter, Anda bisa mencantumkan dua hard skill dan satu soft skill yang Anda miliki dalam resume kerja.

Jennifer Roquemore yang juga merupakan CEO Layanan Penulisan Resume pun setuju dengan pendapat Peter.

“Resume yang menampilkan banyak soft skill akan dianggap tidak jujur. Selain itu, ketika perekrut melihat resume yang tidak mencantumkan hard skill dan justru hanya menampilkan soft skill, itu bisa menimbulkan tanda bahaya,” ujarnya.

Selain itu, Jennifer pun menambahkan, bagi pelamar yang hanya mencantumkan hard skill dapat membuatnya tampak seperti kandidat satu dimensi.

3. Judul resume yang tidak berhubungan

Peletakan judul resume sebaiknya di bagian bawah setelah informasi kontak Anda.

Selain harus memperhatikan penempatan judul, Anda juga harus membuat judul yang berhubungan dengan posisi yang akan dilamar. Sebab, kata kunci yang ada dalam judul akan membuat perekrut langsung paham posisi apa yang kandidat inginkan.

Misalnya, ketika Anda melamar sebagai posisi manajer merek senior dan membuat resume serta judul tentang manajer pemasaran, itu mungkin sedikit berhubungan. Perekrut kemungkinan akan membaca lebih lanjut mengenai keterampilan dan pengalaman Anda.

Lain halnya ketika Anda menjelaskan bahwa posisi yang diinginkan sebagai manajer pemasaran, tetapi judul yang Anda buat justru ingin sebagai manajer media sosial, perekrut tentu akan langsung mempertimbangkan hal tersebut dan ada kemungkinan mereka tidak cocok dengan Anda.

 

 

4. Desain terlalu mencolok

Kurangi Basa-Basi dan Bicara Langsung Pada Intinya
Ilustrasi Rekan Kerja Credit: unsplash.com/Amy

Memang baik membuat resume semenarik mungkin, tetapi jangan sampai Anda membuat desain yang telalu mencolok, seperti terlalu banyak menggunakan warna atau terlalu banyak garis atau bentuk.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, buatlah resume yang menarik dengan berbagai konten penting yang bisa bermanfaat untuk diketahui perekrut. Akan tetapi catatan yang perlu diingat, manajer perekrut begitu tidak menyukai bahkan benci jika melihat resume yang terlalu mencolok.

Meski yang Anda inginkan mungkin lebih menonjol dari pelamar lain dan agar perekrut melirik resume Anda, tetapi itu bukanlah cara yang tepat.

Dari sekian banyak resume dengan berbagai desain, biasanya yang terbaik adalah pelamar yang bisa membuat resume dengan format sederhana, seperti menggunakan warna teks hitam atau putih, tak banyak garis dan bentuk, dan jenis tulisan yang konsisten.

Di sampinng itu, mungkin ditemukan pula beberapa industri, seperti desain grafis atau periklanan, yang biasanya dikenal dengan kreativitasnya yang tinggi. Akan tetapi, tetap saja resume yang Anda buat jangan mencolok. Janganlah berlebihan ketika mendesain resume.

5. Menggunakan format yang aneh dan tata bahasa yang buruk

Masih banyak ditemukan pelamar yang membuat resume dengan tata bahasa yang belum tepat bahkan bisa dibilang buruk. Untuk itu, simaklah beberapa poin penting mengenai kesalahan pemformatan serta tata bahasa yang paling umum terjadi pada resume dan ini hal yang harus juga diperhatikan.

a) Menggunakan kata ganti orang pertama

Banyak ditemukan dalam resume menggunakan kata ganti orang pertama atau ‘saya’. Perhatikanlah, kalimat ‘Kampanye pemasaran yang dipelopori’ akan lebih baik ketimbang kalimat ‘Saya memelopori kampanye pemasaran digital’.

b) Mengeja angka

Jika dalam resume Anda menulis terlalu banyak angka, tulislah dengan menyebutkan angka yang akan Anda tulis dan jangan mengeja angka tersebut. Hal itu akan mempersulit manajer perekrutan untuk membaca resume Anda.

c) Tidak menggunakan kata atau kalimat aktif

Dalam menulis resume sebaiknya gunakanlah kata atau kalimat aktif, seperti membantu, mengawasi, menggunakan, memimpin, dan menganalisis.

d) Menggunakan kalimat yang salah

Anda harus bisa memiliki kata dan membuat kalimat yang baik. Pakai kalimat yang tepat untuk menjelaskan apa yang Anda kerjakan saat ini dan masa lampau. Sebab, keduanya memiliki penggunaan kata yang berbeda. 

e) Membuat resume yang terlalu panjang atau pendek

Perhatikan panjang resume yang Anda buat. Baiknya antara satu atau dua halaman saja. Ketika Anda membuatnya dan terlihat sangat pendek karena pengalaman yang belum terlalu banyak, Anda bisa menyebutkan mungkin beberapa tempat kursus ketika akan masuk ke perguruan tinggi, pengalaman volunteer, atau bahkan hobi.

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya