OJK Jamin Hadirnya Perbankan Digital Tak Dongkrak Angka Pengangguran

Menurut Direktur Eksekutif dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto, hadirnya perbankan digital justru akan menciptakan lapangan kerja baru.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Feb 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2021, 18:45 WIB
FOTO: Pengembangan Sistem Digital Perbankan di Tahun 2021
Suasana salah satu kantor cabang digital Bank BNI di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Meningkatnya nilai transaksi ekonomi digital Indonesia praktis membuat industri perbankan bersiap diri untuk menggenjot pengembangan sistem digital ke depan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Hadirnya perbankan digital atau digital banking menjadi suatu keniscayaan seiring dengan perkembangan teknologi. Namun kemudian muncul kekhawatiran teknologi akan menggeser mata pencaharian yang ada dan menimbulkan banyak pengangguran.

Kenyataannya, teknologi justru akan menciptakan lapangan kerja baru, terutama dalam dunia perbankan. Direktur Eksekutif dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto mengatakan, akan muncul banyak pekerjaan yang spektrumnya berkaitan dengan teknologi informasi.

"Hal yang dibayangkan dan menjadi pengalaman di negara lain kemudian digitalisasi itu menjadi disrupsi kepada traditional banking, bankers, workers. Ternyata tidak. Jadi akan tercetak konversi atau tercipta lapangan kerja baru yang mana IT contentnya akan menjadi besar," kata Anung dalam diskusi virtual, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, multiplier effect terjadi penciptaan lapangan kerja baru yang terhubungan dengan transaksi digital perbankan. Dengan kata lain, ekosistemnya akan berubah dari traditional banking concept menjadi full digital bank.

Anung mencontohkan pengalaman negara lain yang justru berhasil mengatasi pengangguran karena memanfaatkan teknologi. Lowongan kerja di masa yang akan datang juga akan diisi lebih banyak oleh kaum milenial.

Tidak hanya menjadi pekerjanya, bahkan para milenial ini menjadi pasar baru bagi perbankan digital itu sendiri.

"Akan tercipta pasar baru yang selama ini juga menjadi yang didominasi oleh digital native, misalnya anak yang terlahir setelah 2000, itu juga tidak lagi menggunakan traditional banking business tetapi mereka mengenal digital banking," tandas Anung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya