Rupiah Berpotensi Menguat Dibayangi Kenaikan Yield Obligasi AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Feb 2021, 10:17 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2021, 10:17 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini. Namun demikian, rupiah diperkirakan masih bisa menguat dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi AS. 

Mengutip Bloomberg, Senin (22/2/2021), rupiah dibuka di level 14.070 per dolar AS, melemah jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 14.065 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah melemah ke 14.099 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.070 per dolar AS hingga 14.099 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,35 persen.

Sedangkan Berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.098 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.085 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini terlihat minat pasar terhadap aset berisiko meninggi. Indeks saham Asia menguat dan nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS.

"Ekspektasi pemulihan ekonomi global mendorong penguatan sentimen tersebut. Selain itu sentimen positif juga datang dari ekspektasi perilisan stimulus besar pemerintah AS dan penurunan kasus baru COVID-19 di dunia," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (22/2/2021).

Ariston menuturkan rupiah juga bisa menguat pagi ini terhadap dolar AS karena sentimen tersebut. Di dalam negeri, lanjutnya, penurunan kasus baru COVID-19 dan kemajuan program vaksinasi juga mendukung penguatan rupiah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Rupiah

Ilustrasi Mata Uang Rupiah
Ilustrasi Mata Uang Rupiah. Kredit: Mohamad Trilaksono (EmAji) via Pixabay

Di sisi lain pasar akan mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang hari ini.

"Untuk tenor 10 tahun, yield mencetak level tertinggi baru tahun ini di 1,36 persen. Kenaikan yield ini bisa berimbas ke penguatan dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.

Pada Jumat (19/2) lalu rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.065 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.025 per dolar AS.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya