Liputan6.com, Jakarta Wawancara kerja menjadi tahapan yang tidak kalah penting dalam proses seleksi pelamar kerja. Namun tak perlu khawatir berlebihan, apabila dilakukan dengan benar, wawancara kerja juga dapat berubah menjadi percakapan yang menarik antara kandidat dan pewawancara.
Liza Kirpatrick, Direktur di Kellogg School of Management's Career Management Center dan mantan perekrut yang telah bekerja selama 10 tahun menemukan bahwa kandidat yang paling memenuhi syarat pun sering gagal dalam memilih pertanyaan yang diajukan.
Baca Juga
Biasanya, mereka hanya menanyakan pertanyaan umum yang jawabannya sebenarnya dapat dengan mudah ditemukan melalui pencarian Google.
Advertisement
Dilansir dari CNBC, Selasa (9/3/2021), berikut ini 5 pertanyaan yang diharapkan HRD berani ditanyakan oleh pelamar selama wawancara kerja.
Meskipun beberapa diantaranya mungkin tampak terlalu menakutkan atau canggung untuk ditanyakan, menurut Kirpatrick, rekomendasi ini dapat membantu Anda meninggalkan wawancara dengan perasaan lebih percaya diri dan informasi yang lebih baik tentang posisi yang dilamar.
1. “Apa tantangan terbesar yang akan saya hadapi dalam 90 hari pertama, dan bagaimana kesuksesan akan diukur?”
Sembilan puluh hari adalah masa percobaan yang ideal ketika sebuah perusahaan menentukan apakah mempekerjakan Anda adalah sebuah keputusan yang tepat.
Jadi, ada baiknya untuk bersiap dan memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang diharapkan dan apakah pengalaman dan keterampilan Anda menunjukkan bahwa Anda tepat untuk peran tersebut.
Jangan kewalahan jika tantangannya terdengar menakutkan, karena sebagai karyawan baru dan terutama di awal posisi, tidak perlu dinilai berdasarkan pengetahuan.
Jika Anda benar-benar menginginkan pekerjaan itu, Anda harus mau belajar dan melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tingkat unggul.
2. “Apakah ada sesuatu tentang latar belakang saya yang membuat Anda ragu untuk memajukan saya dalam proses wawancara ini?”
Manajer perekrutan senang ketika kandidat mengajukan pertanyaan ini karena ini menunjukkan rasa kesadaran diri.
Tanggapan yang Anda dapatkan mungkin awalnya sulit diterima, tetapi lebih baik Anda mengetahuinya sekarang, selama tahap awal wawancara, sehingga Anda memiliki kesempatan untuk mengatasi persepsi pemberi kerja dan mengubah narasinya.
Misalnya Anda diberi tahu: "Saya khawatir Anda mungkin tidak bahagia dengan pekerjaan ini karena posisi ini tidak menghadapi klien."
Anda dapat langsung mengoreksi dengan mengatakan, "Saya memahami kekhawatiran Anda. Tapi itulah alasan mengapa saya mengejar pekerjaan ini. Saya telah berada di posisi yang berhadapan dengan klien hampir sepanjang karier saya, dan saya tertarik melakukan sesuatu yang berbeda."
Advertisement
3. “Bagaimana latar belakang saya dibandingkan dengan kandidat lain yang Anda wawancarai?”
Jika pewawancara menyebutkan area di mana Anda tampak lebih lemah, Anda dapat menjelaskan bagaimana pengalaman Anda sebenarnya menunjukkan keterampilan yang diinginkan tersebut.
Anda juga dapat menggunakan taktik sebaliknya dan mendiskusikan keterampilan unik lain yang Anda miliki yang mungkin justru tidak dimiliki oleh kandidat lain.
4. “Saya tahu pandemi telah menyebabkan gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi banyak perusahaan. Bagaimana kabar Anda?”
Pertanyaan ini menunjukkan kemampuan empati, yang jarang terjadi dalam wawancara kerja. Anda meminta pewawancara untuk menjauh dari poin pembicaraan perusahaan dan sebagai gantinya merefleksikan pengalaman pribadi mereka. Mereka bahkan mungkin bertanya bagaimana Anda menghadapi pandemi yang memungkinkan Anda berdua terhubung dalam pembicaraan yang lebih baik lagi.
5. “Merefleksikan pengalaman Anda sendiri, apa yang Anda lihat telah dilakukan perusahaan untuk mempromosikan toleransi atas keragaman, kesetaraan, dan inklusi?”
Beberapa orang ragu-ragu untuk menanyakan hal ini padahal pertanyaan ini dianggap mutlak bagi Kirpatrick. Tujuannya adalah untuk mendapatkan perspektif pribadi yang mencerminkan komitmen perusahaan terhadap isu keragaman, kesetaraan, dan inklusi.
Tanggapan tersebut akan membantu Anda menentukan bagaimana tujuan perusahaan dapat tercapai dan apakah nilai-nilai mereka sejalan dengan nilai yang Anda miliki.
Reporter: Priscilla Dewi Kirana