Waduh, Produk UMKM Indonesia Mulai Dijiplak China

Pemerintah diminta menyediakan pasar (marketplace) khusus ekspor bagi produk UMKM Indonesia

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Mar 2021, 14:20 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 14:20 WIB
UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyatakan, produk-produk ekspor UMKM Indonesia kini mulai banyak dijiplak oleh China.

Ikhsan lantas meminta pelaku UMKM lokal yang bermain di pasar global untuk membuat produk kerajinan tangan khas Indonesia, agar secara hasil tidak dicontek oleh Negeri Tiongkok.

"Sekarang kerajinan tangan kita sudah banyak ditiru oleh China. Untuk itu maka sebenarnya kerajinan tangan yang harus kita ekspor sekarang adalah kerajinan tangan yang betul-betul murni Indonesia," ungkapnya dalam sesi pelatihan wartawan Bank Indonesia secara virtual, Jumat (26/3/2021).

Tak hanya itu, Ikhsan menambahkan, dia pun meminta pemerintah agar menyediakan pasar (marketplace) khusus ekspor bagi produk UMKM Indonesia. Itu dimaksudkan agar barang-barang yang dijajakan tidak bercampur dengan produk dari negara lain.

"Bagaimana caranya, kita tidak punya marketplace khusus produk-produk Indonesia yang sebenarnya dicari oleh negara-negara lain, kita tidak punya itu," ujarnya.

"Kita harus sadar, dengan bercampur dengan marketplace yang ada, ini jadi catatan," tegas Ikhsan.

Sorotan itu diberikannya lantaran produk kerajinan tangan Indonesia jadi salah satu komoditas UMKM yang paling banyak ditujukan ke pasar ekspor. Selain kerajinan tangan, ia menyebutkan bahan tekstil dan produk olahan hasil pertanian (agro) jadi yang paling banyak menyumbang pendapatan negara dari sisi ekspor.

"Tentang agro, sebenarnya kita enggak terlalu bangga untuk ekspor. Karena itu dari dulu sampai sekarang ada, kita harus memenuhi kualitas-kualitas ekspor," tukas Ikhsan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Intip Strategi Pemerintah Pulihkan Sektor UKM di Tengah Pandemi

FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berkomitmen untuk terus menjalankan program strategis untuk memberdayakan UMKM.

Menkop UKM Teten Masduki menyampaikan, langkah-langkah tersebut meliputi optimalisasi belanja produk UMKM hingga penggelontoran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM.

"Yang akan kita lakukan, pertama, optimalisasi belanja Kementerian/Lembaga sebesar 40 persen untuk menyerap produk UMKM," jelas Teten dalam Temu Nasional Relawan Jokowi, Kamis (25/3/2021).

Langkah kedua ialah memastikan sebanyak 30 persen infrastruktur publik dijadikan lapak berjualan bagi para pelaku UMKM. Kemudian ketiga ialah menyediakan sistem informasi UKM ekspor.

Tak lupa, pemerintah juga turut memperkuat pusat kuliner dan oleh-oleh di kawasan wisata.

"Dan yang terakhir, penggelontoran dana PEN untuk UMKM dan koperasi yang masih dilanjutkan hingga 2021, seperti subsidi bunga KUR, pemberian modal kerja UMKM lewat LPDB, dan lain sebagainya," ujar Teten.

Disamping itu, pemerintah juga baru menerbitkan regulasi berupa Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan Perlindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, dimana terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan UMKM agar usahanya lebih maju.

"Contohnya pendirian koperasi primer minimal 9 orangs aja, lalu sektor usaha koperasi diperluas, izin usaha lebih mudah lewat OSS, kemudahan pembiayaan UMKM, usaha mikro dan kecil dapat dijadikan jaminan kedit, dan sebagainya," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya