Liputan6.com, Jakarta Bukalapak melaporkan adanya 4 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baru yang bergabung dalam platform e-commerce binaannya selama masa krisis pandemi Covid-19.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, secara total pihaknya saat ini memiliki 6 juta pelapak dan 7,5 juta Mitra Bukalapak dari seluruh penjuru Indonesia, dengan lebih dari 100 juta pengguna.
Baca Juga
"Kita telah tumbuh jadi platform semua perdagangan yang melayani pasar online dan offline, dengan lebih dari 100 juta pengguna, 13,5 juta mitra UMKM yang memanfaatkan platform dan teknologi kami untuk kegiatan komersial," tuturnya dalam Bukalapak Social Impact Report 2020, Senin (29/3/2021).
Advertisement
Rachmat mengutarakan, ketika pandemi Covid-19 menyerang, UMKM di seluruh Indonesia harus menghadapi tantangan berat. Kendati demikian, Bukalapak disebutnya membalikan tantangan tersebut menjadi kesempatan bagi UMKM.
"Ketika pandemi menyerang dan membatasi pergerakan, kita memperkuat UMKM dengan kemampuan untuk menawarkan pelayanan beragam. Mulai dari jualan bahan makanan dan kebutuhan pokok lewat pembayaran langsung, kredit, serta berbagai layanan keuangan dan produk virtual," bebernya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tokok Kelontong
Denga demikian, ia meneruskan, Bukalapak membuka kemungkinan pada masyarakat umum untuk bisa membeli produk diinginkannya dari toko kelontong dekat rumah mereka yang telah jadi mitra perusahaan.
"Pada akhirnya, UMKM-UMKM tersebut dapat menikmati pertumbuhan serta menambah pemasukan dan pendapatannya," ungkap Rachmat.
Pernyataan tersebut disambut oleh Amat, salah seorang pemilik warung di wilayah Kemanggisan, Jakarta Barat. Menurut dia, Bukalapak telah banyak membantu bisnisnya selama pandemi Covid-19 ini.
"Selama pandemi, jualan produk secara virtual sungguh sangat membantu saya untuk mendapatkan pemasukan tambahan. Tagihan telepon dan Laku Pandai jadi produk dengan permintaan tertinggi," ujar Amat.
Advertisement