Rupiah Merosot ke 14.562 per Dolar AS

Rupiah dibuka di angka 14.482 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

oleh Athika Rahma diperbarui 31 Mar 2021, 10:38 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 10:37 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada Rabu pekan ini. Rupiah tertekan naiknya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, Rabu (31/3/2021), rupiah dibuka di angka 14.482 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.480 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke 14.562 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.482 per dolar AS hingga 14.562 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,64 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.572 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.481 per dolar AS.

"Rupiah kemungkinan tertekan sentimen kenaikan yield US treasury dan indeks dolar. Sementara itu inflasi Maret yang diperkirakan tetap rendah sebesar 1,36 persen (yoy), akan membatasi nilai tukar rupiah," kata analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dikutip dari Antara, Rabu (31/3/2021).

Kenaikan imbal hasil obligasi AS didorong naiknya data CB Consumer confidence AS Maret sebesar 109,7, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi sebesar 96,5. Data tersebut menunjukan semakin baiknya ekspektasi konsumen di AS atas ekonomi negara tersebut.

"Data CB Consumer confidence AS Maret juga mengindikasikan akan naiknya konsumsi masyarakat AS dan mendorong laju inflasi," ujar Ahmad.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,75 persen. Setelah naik tajam di atas 1,77 persen, imbal hasil obligasi AS kemungkinan akan melanjutkan koreksi dengan menariknya level imbal hasil obligasi tersebut bagi investor asing di tengah kekhawatiran gagal bayar atau default kredit beberapa bank besar di AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dolar AS Menguat

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara indeks dolar kemungkinan menguat ke level 93,5 hari ini di tengah kekhawatiran kembali meningkatnya kasus COVID-19 harian di AS dan negara-negara di Eropa.

"Dollar menjadi alternatif pilihan di tengah ketidakpastian tersebut. Yield US treasury yang kembali naik juga memperkuat dolar terhadap mata uang utama dunia lainya," kata Ahmad.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan melemah ke level Rp14.550 per dolar AS.

Pada Selasa (27/3) lalu, rupiah ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.480 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.445 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya