2 Hal yang Bikin Pemerintah Deg-degan, Apa Itu?

Pemerintah Indonesia terus mewaspadai terjadinya risiko perlambatan ekonomi secara global.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2021, 13:42 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2021, 12:40 WIB
Kasus Virus Corona Bertambah, Bio Farma Kebut Penemuan Vaksin Anti Covid-19
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus mewaspadai terjadinya risiko perlambatan ekonomi secara global. Mengingat beberapa negara mengalami lonjakan kasus aktif harian Covid-19 cukup tinggi.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, meningkatnya kasus harian di sejumlah negara menjadi alarm bagi seluruh negara. Apalagi ditambah adanya pembatasan vaksin Covid-19.

"Ada beberapa masalah yang masih perlu di waspadai terutama mengenai kasus harian yang semakin meningkat dan juga akses vaksin yang mungkin belum merata," ujarnya dalam dialog Kabar Penyerapan Dana PEN 2021, Kamis (6/5).

Kunta menambahkan, keterbatasan vaksin terjadi karena India melakukan embargo ke beberapa negara. Hal itu dikarenakan, negara produsen vaksin tersebut telah mengalami lonjakan kasus aktif Covid-19 yang meningkat.

"Salah satunya adanya embargo dari India ini juga membuat distribusi vaksin mulai ada kendala," jelasnya.

Kemudian risiko perlambatan ekonomi dari sisi internal dikhawatirkan terjadi karena ada beberapa sektor yang mungkin secara kontak intensif masih sulit pulih, yakni hotel dan restoran.

"Tetapi ini juga perlu untuk menghadapi risiko-risiko yang masih ada terus kita mengendalikan pandemi melakukan recovery dan rebound," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Waspadai Varian Baru Covid-19, Bisa Ganggu Pemulihan Ekonomi

FOTO: Vaksinasi COVID-19 Pedagang Pasar Induk Kramat Jati
Suasana vaksinasi COVID-19 kepada pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/3/2021). Penyuntikan vaksin tahap pertama ini menargetkan 1.000 peserta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah menyadari perkembangan Covid-19 masih akan menjadi tantangan terhadap pemulihan ekonomi. Bahkan tidak hanya tahun ini saja, tantangan akibat dari pandemi ini diprediksi masih berlanjut hingga tahun depan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini kasus harian Covid-19 di seluruh dunia terus meningkat dengan mencapai lebih dari 800 ribu kasus per hari. Selain itu muncul berbagai varian baru covid-19, serta adanya gelombang baru pandemi yang terjadi di berbagai negara besar.

"Varian baru mungkin akan menimbulkan komplikasi dalam penanganan covid. Pada saat yang sama kita melihat meskipun program vaksinasi dimulai di seluruh dunia, namun aksesnya tidak merata," kata dia dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5).

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui saat ini Indonesia sudah dimasuki oleh virus varian baru seperti di India. Dia membeberkan hingga saat ini sudah ada 10 orang terpapar virus tersebut.

"Bahwa virus itu udah masuk juga di Indonesia. Ada 10 orang yang sudah terkena," kata Budi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4).

Dia mengatakan virus tersebut di temukan di Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan. Budi merinci 6 orang diantaranya masuk dari luar negeri, kemudian 4 lainnya yaitu transmisi lokal.

"Virus tersebut 6 diantaranya adalah impor, jadi masuk dari luar negeri 4 diantaranya adalah transmisi lokal yang ini yang kita perlu jaga. 2 di Sumatera, 1 di Jawa Barat, dan 1 di Kalimantan Selatan," bebernya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Waspada, Terjadi Tren Kenaikan Kasus Positif Covid-19 di Beberapa Daerah

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Langkah ini guna memutus mata penyebaran Covid-19.

"Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan, namun di beberapa daerah terlihat adanya tren peningkatan seperti di Provinsi Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung Kepulauan Riau dan Riau," ujarnya dalam Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5/2021).

"Karena itu kami berharap masyarakat tetap perlu meningkatkan kewaspadaan dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga kluster baru Covid-19 dapat dihindari dan dikurangi," sambungnya.

Dia menambahkan, vaksinasi Covid-19 saat ini juga tengah digencarkan oleh pemerintah. Di mana pemerintah menargetkan sebanyak 70 persen dari total penduduk Indonesia mendapatkan suntikan, dengan harapan dapat tercapai kekebalan tubuh.

"Dengan demikian apabila kita dapat mengatasi dan mengendalikan mudah-mudahan kepercayaan publik terhadap kondisi kesehatan akan meningkat dan mendorong pemulihan ekonomi," jelasnya. 

Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah

Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya