BPKN Tanggapi Kasus Tanah Abang: Beli Baju Boleh Tapi Ingat Protokol Kesehatan

Insiden kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang akhir pekan lalu menjadi peringatan keras bagi seluruh pihak untuk betul-betul mengawasi penerapan protokol kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2021, 18:15 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2021, 18:15 WIB
Penjualan Pakaian Lebaran Mulai Meningkat
Suasana Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Pedagang mengaku penjualan meningkat hingga 50 persen dibandingkan bulan sebelumnya. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Insiden kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang akhir pekan lalu menjadi peringatan keras bagi seluruh pihak untuk betul-betul mengawasi penerapan protokol kesehatan. Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) Rizal E. Halim mengharapkan jangan sampai “tsunami” Covid-19 yang terjadi di India akan terjadi juga di Indonesia.

"Karena situasi kita berbeda dengan situasi normal," ujarnya dalam acara webinar BPKN-RI bertema Potensi Permasalahan Perlindungan Konsumen Jelang Idul Fitri, Jumat (7/5/2021).

Rizal menilai, kasus pelanggaran protokol kesehatan di pasar Tanah Abang tersebut akibat belum maksimalnya proses penyesuaian perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Termasuk dalam aktivitas berbelanja.

Padahal, imbuh dia, saat ini sejumlah tempat usaha yang menyediakan berbagai kebutuhan sandang telah memanfaatkan layanan digitalisasi. Bahkan, pemanfaatan digitalisasi juga telah menyentuh pelaku usaha sandang berskala kecil hingga menengah.

"Seperti toko-toko di luar sana, ada juga supermarket, hingga mal bisa dilakukan pemberian secara online," terangnya.

Oleh karena itu, Rizal mengimbau agar masyarakat dapat beradaptasi dalam budaya perilaku baru menjelang Idul Fitri, seperti budaya belanja baju baru pada masa pandemi covid-19 dapat dilakukan melalui adaptasi kebiasaan baru yaitu secara online atau melalui e-commerce. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19.

"Jadi, lebaran beli baju baru itu boleh. Tetapi tadi, kebiasaan ke satu titik dan berkerumun kita harus sesuaikan," tekannya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Satgas COVID-19 Sebut Kerumunan Pasar Tanah Abang Berpeluang Timbulkan Klaster Baru

Kerumunan Pasar Tanah Abang Blok A
Kerumunan warga saat mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (2/5/2021). Kepadatan pengunjung yang ingin membeli kebutuhan untuk Lebaran tetap terjadi di Blok A dan B Tanah Abang meski petugas gabungan telah berjaga di pintu masuk guna mencegah kerumunan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, jelang Lebaran punya peluang jadi klaster baru. Apalagi terlihat tidak adanya jaga jarak, pengunjung pun saling berdesakkan dan berdempetan seperti disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Wiku juga menyayangkan kejadian kerumunan di Pasar Tanah Abang. Diketahui jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada Minggu, 2 Mei 2021 lebih banyak dari sehari sebelumnya, yakni mencapai 100.000 orang. Pada Sabtu, 1 Mei 2021, jumlah pengunjung dari 35.000 bertambah 87.000 orang.

"Saya sangat menyayangkan kondisi ini. Saya sangat paham dan menghargai tradisi berbelanja menjelang Hari Raya," ucap Wiku saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin, 3 Mei 2021.

"Ini (berbelanja) pun sangat baik untuk kemajuan ekonomi nasional, namun melakukannya secara bersamaan sama saja akan meruntuhkan hasil jerih payah kita mengendalikan COVID-19, yaitu berpeluang menimbulkan klaster baru."

Upaya mencegah kerumunan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Minggu, 2 Mei 2021 mengatakan, akan ada penerapan sistem buka tutup Pasar Tanah Abang. Petugas disiagakan berjaga di dalam pasar ketika jumlah orang di dalam pasar masih banyak, maka pintu ditutup sehingga warga tidak bisa masuk sampai jumlahnya berkurang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya