Masa Vaksinasi, RNI Sudah Produksi 37 Juta Jarum Suntik

Selama masa vaksinasi nasional 2021, RNI melalui anak usahanya PT Mitra Rajawali Banjaran membukukan produksi jarum suntik

oleh Athika Rahma diperbarui 16 Mei 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2021, 19:30 WIB
FOTO: Jepang Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Seorang pekerja medis mengisi jarum suntik dengan dosis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Tokyo Medical Center, Tokyo, Jepang, Rabu (17/2/2021). Jepang memulai kampanye vaksinasi COVID-19 dengan suntikan COVID-19 pertama diberikan kepada petugas kesehatan. (Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

 

Liputan6.com, Jakarta Selama masa vaksinasi nasional 2021, PT Rajawali Nusantara Indonesia atau RNI melalui anak usahanya PT Mitra Rajawali Banjaran membukukan produksi jarum suntik hingga mencapai 37 juta Alat Suntik Sekali Pakai (ASSP) sampai dengan April 2021.

Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi menjelaskan sebagai upaya mendukung Pemerintah dalam program vaksinasi covid, RNI telah mempersiapkan pengadaan jarum suntik sejak tahun 2020 lalu dan terdapat peningkatan signifikan permintaan produksi jarum suntik hingga mencapai 36.775.000 pcs ditahun 2020, ditambah produksi sampai dengan April 2021 tercatat berkisar 665 ribu pcs.

“Di tahun 2020 permintaan produksi jarum suntik meningkat hingga 55 persen produksi jarum suntik atau ASSP dari realisasi tahun sebelumnya yakni dari 23.647 pcs meningkat menjadi 36.775 pcs. Peningkatan ini tentunya untuk persiapan pemenuhan kebutuhan vaksin covid tahun 2021,” ucap Arief, Minggu (16/5/2021).

Berdasarkan laman resmi Satgas Covid-19 per 15 Mei 2021, data vaksinasi Pertama di Indonesia telah mencapai 13.721.627 orang yang sudah melakukan vaksin sedangkan jumlah vaksinasi kedua berkisar 8.954.300 orang. Sesuai dasboard resmi Kementerian kesehatan RI, sasaran jumlah vaksin pertama dan kedua ditargetkan mencapai 40,349,049 orang meliputi tenaga kesehatan, lanjut usia dan petugas publik.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, saat ini sejumlah negara produsen vaksin covid-19 memutuskan untuk membatasi ekspor komoditas dan salah satu upayanya adalah dengan cara pengadaan vaksin Covid -19 dalam negeri.

Hal yang perlu diperhatikan Pemerintah selain ketersediaan vaksin adalah penyediaan jarum suntik didalam negeri mengingat kebutuhan ditahun 2021 akan sangat tinggi. Salah satu pemenuhannya dapat melibatkan perusahaan pelat merah BUMN.

Menanggapi hal itu, Arief menilai untuk mengakomodir kebutuhan vaksin dengan jumlah target tersebut RNI melalui anak usahanya mampu penuhi pengadaan jarum suntik untuk vaksin covid, sehingga diharapkan tidak ada krisis jarum suntik dalam pemenuhan vaksin secara nasional.

Bahkan Ia menargetkan sampai dengan akhir tahun 2021 nanti RNI akan memproduksi jarum suntik hingga 80 - 100 juta pcs ASSP untuk kebutuhan alat kesehatan dibeberapa rumah sakit maupun untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi covid.

“Kami sediakan penyediaan jarum suntik dalam Negeri produksi pabrik kami di Bandung mengingat kebutuhan vaksin covid terus meningkat,” terang Arief.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hulu ke Hilir

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI).
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI).

Sementara itu, Direktur Komersial PT RNI, Frans Marganda Tambunan menambahkan pendistribusian segmen usaha alat kesehatan seperti jarum suntik didistribusikan melalui anak usaha perusahaan lainnya dibidang distribusi dan perdagangan.

“Segmen alat kesehatan juga kami terapkan integrasi hulu ke hilir, pendistribusiannya melalui anak usaha RNI group PT Rajawali Nusindo,” tambah Frans.

Frans melanjutkan sistem integrasi komersial kedepan tidak tertutup kemungkinan perluasan sinerginya dengan BUMN lainnya.

Sebagai informasi Alat Suntik Sekali Pakai atau Autodisable syringe yang diproduksi RNI melalui anak usaha PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) telah memiliki standar qualifikasi PQS (Perfomance,Quality and Safety) dari World Health Organization atau WHO. Kualitas produk alat kesehatan RNI Group ini telah diuji oleh Laboratorium Independen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya