Uang Kripto Bitcoin Bergerak Bak Roller Coaster Usai Ramai Aksi Jual Kripto Selama Sepekan

Aksi jual Bitcoin baru-baru ini adalah pembalikan besar ketika sebelumnya uang kripto mendapatkan banyak daya tarik di antara bank-bank besar Wall Street dan perusahaan publik.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2021, 22:51 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2021, 22:51 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Aksi penjualan uang kripto bitcoin terus berlanjut hingga Minggu, kemarin. Sepekan kemarin harga bitcoin diibaratkan bak roller-coaster.

Itu setelah otoritas di China dan AS bergerak untuk memperketat peraturan dan kepatuhan pajak pada mata uang kripto.

Bitcoin turun sekitar 16 persen menjadi US$ 31.772,43 pada pukul 12:27 malam Eastern Time menurut data Coin Metrics.

Mengutip CNBC, Senin (24/05/2021), mata uang kripto terbesar di dunia tersebut pada Jumat sore diperdagangkan pada harga USD 35.891,20.

Aksi jual Bitcoin baru-baru ini adalah pembalikan besar ketika sebelumnya uang kripto mendapatkan banyak daya tarik di antara bank-bank besar Wall Street dan perusahaan publik. 

Bulan ini, bagaimanapun, bitcoin telah dilanda serangkaian berita utama negatif dari influencer dan regulator utama.

Saksikan Video Ini

Musk bantu picu sentimen

Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

CEO Tesla Elon Musk ikut menjadi pemicu. Dia yang membantu memicu sentimen bullish ketika perusahaannya membeli USD 1,5 miliar bitcoin. 

Kemudian, memberikan pukulan awal bulan ini ketika dia mengumumkan bahwa perusahaan pembuat mobilnya telah menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan mata uang kripto karena masalah lingkungan.

Musk kemudian mengirim pesan beragam tentang posisinya di bitcoin, menyiratkan dalam tweet bahwa Tesla mungkin telah menjual kepemilikannya, hanya untuk mengklarifikasi kemudian bahwa perusahaan itu tidak melakukannya.

“Kelas aset terus menjadi sangat tidak stabil, dengan potensi pergerakan harga yang signifikan yang dihasilkan dari satu tweet atau komentar publik,” analis CIBC Stephanie Price mengatakan dalam sebuah catatan pada Kamis.

Sebuah laporan JPMorgan menunjukkan investor institusional besar bahkan telah membuang bitcoin demi emas. Berita tersebut menimbulkan pertanyaan tentang dukungan kelembagaan untuk mata uang kripto.

Adanya pengetatan regulasi

Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Merosotnya mata uang kripto juga disebabkan karena otoritas China menyerukan regulasi yang lebih ketat tentang penambangan dan perdagangan kripto. Sama halnya dengan China, Departemen Keuangan AS atau U.S. Treasury telah mengumumkan bahwa dibutuhkan kepatuhan kripto yang lebih ketat dengan Internal Revenue Service (IRS).

Bitcoin pada hari Rabu jatuh lebih dari 30% pada satu titik menjadi hampir US$ 30.000, nilai tersebut adalah harga terendah sejak akhir Januari, menurut Coin Metrics. Mata uang kripto sempat memuncak pada bulan April mendekati US$ 65.000.

"Bahkan dengan aksi jual, mata uang kripto minggu ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa selama setahun terakhir," kata Price.

Bitcoin naik 268% dalam setahun terakhir, menurut Coinbase. Ether, mata uang kripto terbesar kedua bahkan tumbuh lebih dari 840%.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya