Menteri Suharso: Laporan IOEO dan IndoTask Diharapkan Tingkatkan Kualitas Vokasi

Menteri Suharso berharap Laporan IOEO dan IndoTask bisa dimutakhirkan untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik yang berbasis data dan informasi akurat.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Mei 2021, 11:10 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 11:10 WIB
Suharso Monoarfa
Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap laporan Diseminasi Indonesia's Occupational Employment Outlook 2020 (IOEO) dan Indonesia's Occupational Tasks and Skills 2020 (IndoTaSk) bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.

“Kami berharap laporan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan vokasi agar lebih efisien dan mampu membekali lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja,” kata Suharso Monoarfa dalam Diseminasi Laporan Indonesia's Occupational Employment Outlook 2020 (IOEO) dan Indonesia's Occupational Tasks and Skills 2020 (IndoTaSk), Selasa (25/5/2021).

Selain itu, Menteri PPN juga berharap hasil studi tersebut bisa dimutakhirkan untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik yang berbasis data dan informasi akurat.

Menurutnya kehadiran dan partisipasi aktif seluruh pihak sangat penting untuk mendukung upaya diseminasi laporan ini kepada seluruh pemangku kepentingan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran untuk memulai langkah nyata dalam kerangka pembangunan sumber daya manusia Indonesia menghadapi berbagai tantangan ke depan.

Adapun Diseminasi dan Indonesia's Occupational Tasks and Skills 2020 (IndoTaSk) merupakan bagian kerjasama antara Kementerian Bappenas dan Bank Dunia untuk bidang skill development. Laporan ini akan dilengkapi dengan laporan terkait pembangunan sistem informasi pasar kerja di Indonesia.

“Kami ingin menyampaikan apresiasi atas kerjasama aktif dari Bank Dunia pengertian ketenagakerjaan dan berbagai pihak yang ikut serta dalam pelaksanaan,” ujar Suharso Monoarfa.

Lebih lanjut Suharso mengatakan, pengembangan sistem informasi pasar kerja di Indonesia akan mencakup empat fungsi utama yaitu bimbingan karir, job matching, analisis pasar kerja dan basis kebijakan publik.

Pengembangan sistem informasi pasar kerja inilah yang diharapkan akan menghasilkan data informasi ketenagakerjaan yang kuat dan akurat. Keempat fungsi sistem informasi pasar kerja tersebut harus dapat disediakan dengan baik sehingga masyarakat pekerja dan pencari kerja dapat memperoleh manfaatnya.

“Di sisi lain sistem informasi pasar kerja yang baik tentunya dapat terjadi intervensi publik di bidang Ketenagakerjaan, sehingga lebih tepat sasaran,” kata Suharso Monoarfa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembangunan SDM

Suharso berpendapat, berbagai studi yang mempelajari dinamika lapangan kerja dan keterampilan tenaga kerja di Indonesia memberikan satu pandangan, dan seyogyanya dapat menjadi dasar yang baik untuk mengembangkan sistem informasi pasar kerja.

Ia berharap studi-studi ini dapat membantu dalam merencanakan pembangunan human capital Indonesia secara lebih baik.

Secara singkat ia menjelaskan, Laporan Indonesia's Occupational Employment Outlook 2020 (IOEO) menghasilkan dan mengidentifikasi prospek pekerjaan dalam jangka pendek.

Sedangkan Indonesia's Occupational Tasks and Skills 2020 (IndoTaSk) merupakan data tambahan terkait keterampilan dan tugas untuk pekerjaan cara metode identitas mengadaptasi metodologi dipakai aplikasikan dan diakui secara global yaitu occupational information network.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya