Chili Bisa Jadi Pintu Ekspor Pertanian Indonesia ke Amerika Latin

Neraca perdagangan Indonesia-Chili pada 2020 surplus sekitar USD 800 ribu. Adapun total nilai perdagangan sektor pertanian antara kedua negara di tahun lalu mencapai USD 26,9 juta.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Jun 2021, 19:38 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2021, 19:38 WIB
Wamentan Harvick Hasnul Qolbu saat berjumpa dengan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Chili di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/6/2021). Liputan6.com/Maulandy
Wamentan Harvick Hasnul Qolbu saat berjumpa dengan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Chili di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/6/2021). Liputan6.com/Maulandy

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbu menilai, perpanjangan kerjasama dagang di bidang pertanian dengan Chili akan jadi peluang mengembangkan pasar ekspor di pasar Amerika Latin.

Pasalnya, Chili yang berada di pesisir pantai barat Amerika Latin jadi pintu masuk ekspor komoditas pertanian Indonesia melalui Samudra Pasifik Selatan.

"Kita berharap Chili jadi hub. Karena sepanjang garis pantai Amerika Latin ini memang Chili. Jadi kita berharap Chili memainkan peranan penting di Amerika Latin untuk bisa terus berkembang ke Brazil dan negara Amerika Latin lain," jelas Harvick saat berjumpa dengan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Chili di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/6/2021).

Sebagai catatan, neraca perdagangan Indonesia-Chili pada 2020 surplus sekitar USD 800 ribu. Adapun total nilai perdagangan sektor pertanian antara kedua negara di tahun lalu mencapai USD 26,9 juta.

Ekspor utama pertanian Indonesia ke Chili antara lain produk kelapa sawit (USD 5,3 juta), obat hewan (USD 3,4 juta), nanas (USD 1,9 juta), kelapa (USD 0,9 juta), hingga hasil perkebunan lainnya (USD 0,6 juta).

Terlebih, Kementerian Pertanian juga telah mendukung disepakatinya persetujuan kemitraan komprehensif atau Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA) pada 14 Desember 2017.

Sehingga diharapkan dapat membuka lebih luas lagi terhadap produk-produk Indonesia ke kawasan Amerika Latin.

Harvick berharap, surplus neraca perdagangan antara Indonesia-Chili bisa lebih meningkat lagi. Dia pun telah mendapat bocoran dari Wamendaglu Chili soal adanya peluang untuk beberapa produk ekspor tambahan, dan secara khusus telah mengundang Kementerian Pertanian dan pengusaha di sektor private untuk melihat potensi tersebut.

"Jadi tidak ada alasan soal masalah Covid-19 dan sebagainya, kita berharap ke depan ini kita bisa kembangkan. Kita bisa mengunjungi Chili untuk sama-sama membuka akses pasar. Ini lah komitmen yang sudah terbangun saat ini. Alhamdulillah Chili sendiri sangat berkomitmen," tuturnya.

Secara angka, dia menyebutkan, total nilai perdagangan kedua negara saat ini memang belum terlalu besar, masih berada di kisaran USD 25-26 juta.

"Tapi ke depan ini yang kita harapkan dari kawan-kawan milenial untuk menggali potensi, karena seperti nanas dan lain-lain mereka butuh sekali," tukas Harvick.

 

 

Saksikan Video Ini

Indonesia Jajaki Kerjasama Dagang Sektor Pertanian dengan Chili

Pemerintah Indonesia tengah menjajaki perpanjangan kerjasama perdagangan di sektor pertanian dengan Chili
Pemerintah Indonesia tengah menjajaki perpanjangan kerjasama perdagangan di sektor pertanian dengan Chili (dok: Kementan)

Pemerintah Indonesia tengah menjajaki perpanjangan kerjasama perdagangan di sektor pertanian dengan Chili untuk tiga tahun ke depan. Negosiasi perpanjangan ini diberikan lantaran kesepakatan antar kedua negara akan berakhir pada November 2021.

Rencana ini coba disepakati saat Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbu melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Perdagangan Chili Rodrigo Yanez di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/6/2021).

"Pertama, mereka (Chili) berharap sebelum November sudah selesai. Surat kerjasamanya kan berlaku 3 tahun. Jadi every 3 years. Jadi kalau bisa sebelum November (2021) ini sudah selesai untuk masuk next 3 years lagi,"kata Wamentan Harvick.

Harvick mengatakan, Pemerintah Chili juga sudah membawa nota kesepahaman (MoU) perdagangan di bidang pertanian, yang rencananya akan segera ditandatangani oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Chili.

Secara potensi, Harvick memaparkan, Indonesia punya peluang besar untuk mengekspor buah-buah khas tropikal seperti nanas dan juga produk rempah-rempah ke Chili. Sebaliknya, negara di garis pantai barat Amerika Latin tersebut juga bisa mengirimkan buah-buah khas negaranya yang diminati pasar Tanah Air.

"Untuk ekspor kita ke Chili juga kita berharapkan meningkat. Ada tropical fruit, nanas dan lain-lain. Dari Chili ke sini juga ada kiwi, anggur, dan lain-lain. Utamanya yang kita harapkan bisa ditingkatkan adalah rempah-rempah, ekspor ke Chili," terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya