Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Safri Burhanuddin mengatakan nilai keekonomian terumbu karang lebih tinggi dari populasi lain dalam ekonomi biru Indonesia.
Dalam setahun nilai ekonomi terumbu karang mencapai USD 36.794 per hektar. Sedangkan nilai keekonomian mangrove setahun sebesar USD 9.900 per hektar.
"Coral ini nilainya lebih dari 3 kali lipat dari mangrove," kata Safri dalam Perayaan Hari Laut Dunia dan Hari Segitiga Terumbu Karang Dunia, Jakarta, Rabu (9/6/2021).
Advertisement
Begitu juga dengan populasi tumbuhan lamun atau seagrass yang nilainya USD 19.004 per hektar dalam satu tahun. Hanya setengah dari nilai keekonomian terumbu karang.
Tingginya nilai keekonomian terumbu karang ini membuat Safri kecewa bila ada pihak-pihak yang dengan mudahnya menghancurkan terumbu karang. Sebab selain memiliki nilai keekonomian yang tinggi, biaya restorasi terumbu karang juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.
"Makanya teman-teman jangan mudahnya hancurkan terumbu karang karena ini butuh dana yang tidak sedikit buat restorasi," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Akan Terus Tumbuh hingga 2050
Safri melanjutkan potensi dari terumbu karang diperkirakan masih terus tumbuh hingga tahun 2050 mendatang. Sehingga diperlukan gerakan yang bisa mengantisipasi daerah-daerah terumbu karang yang rawan kerusakan.
Menjaga terumbu karang yang ada di perairan nusantara kata Safri bermakna ikut dalam kegiatan dunia yakni Karang Sehat Indonesia. Sebuah program menjaga terumbu karang yang bekerja sama dengan dunia internasional.
"Program ini akan segera diluncurkan dan menjadi bagian dari kerja sama internasional dengan target melestarikan coral-coral yang ada di dunia," kata dia mengakhiri.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement