Harga Emas Jatuh karena The Fed Kurangi Likuiditas

Harga emas berjangka AS ditutup turun 0,7 persen di level USD 1.865,9 per ounce.

oleh Andina Librianty diperbarui 15 Jun 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas berjangka AS ditutup turun 0,7 persen di level USD 1.865,9 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir 0,7 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Kejatuhan harga emas ini karena investor khawatir Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan mengurangi kebijakan moneter yang ekspansif.

Mengutip CNBC, Selasa (15/6/2021), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.863,98 per ounce pada pukul 13.43 EDT, setelah mencapai level terendah sejak 17 Mei di USD 1.848,49 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 0,7 persen di level USD 1.865,9 per ounce.

Kepala analis Blue Line Futures Chicago Phillip Streible mengatakan, mungkin ada beberapa aksi jual emas menjelang pertemuan the Fed, yang dimulai pada hari Selasa.

"Ada kemungkinan the Fed akan mulai mengurangi kebijakan yang eskpansif. Hal ini seharusnya membebani emas," kata Streible.

Ia melanjutkan, The Fed sedang dalam proses mengurangi likuiditas dari sistem dan itu juga akan membebani harga emas. Pengurangan likuiditas ini mengacu pada lonjakan volume pembelian kembali Federal Reserve minggu lalu.

Pelaku pasar juga akan melihat pandangan Federal Reserve yang berkembang tentang pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta kemungkinan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya selama pandemi Covid-19.

"Kami melihat risiko pelemahan harga emas berlanjut karena pembicaraan taper (the Fed) melemahkan minat investor pada logam mulia," tulis analis TD Securities dalam sebuah catatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Emas Diprediksi Alami Tekanan di Pekan Ini

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas sekali lagi terjebak dalam level konsolidasi pada pekan ini. Logam mulia akan diperdagangkan dalam level koridor yang sempit.

Para analis di Wall Street melihat bahwa harga emas belum bisa melaju ke level positif dalam di pekan ketiga Juni 2021 ini.

Mengutip Kitco, Senin (14/6/2021), analis mencatat bahwa ada dukungan fundamental yang solid bagi harga emas dengan tekanan inflasi terus meningkat.

Namun mereka melihat bahwa harga emas akan bearish karena tidak mampu menahan kenaikan di atas USD 1.900 per ounce meskipun ada penurunan imbal hasil riil dan dolar AS melemah.

Pekan ini, 15 analis berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Hasil yang diperoleh belum pernah terjadi sebelumnya. Kesimpulannya mengarah ke tiga arah dengan masing-masing skenario mengumpulkan lima suara.

Artinya, 5 analis menyatakan harga emas akan naik, 5 analis menyatakan harga emas akan tertekan dan sisanya 5 analis netral.

Sementara itu, total 1.056 suara diberikan pelaku pasar dalam survei online. Dari jumlah tersebut, 695 responden atau 66 persen menyebutkan bahwa harga emas naik minggu ini.

Sebanyak 181 responden atau 17 persen lainnya menyatakan melemah. Sedangkan 180 pemilih atau 17 persen juga netral.

 

Analisis

Pada pekan lalu investor dan analis Wall Street memperirakan harga emas akan bullish. Namun pada kenyataannya harga emas tidak mampu ditutup di atas USD 1.900 per ounce.

Sepertinya, pasar emas sekali lagi akan menyambut pelemahan kembali. Emas berjangka pengiriman Agustus terakhir diperdagangkan di USD 1.881,80 per ounce, turun 0,5 persen dari minggu sebelumnya.

Minggu ini, para analis mengatakan secara fundamental sulit untuk melihat harga emas melonjak ketika inflasi di Mei naik menjadi 5 persen, kenaikan paling signifikan sejak Agustus 2008.

Meningkatnya inflasi ditambah dengan suku bunga yang lebih rendah berarti bahwa hasil riil telah turun lebih jauh ke wilayah negatif.

Banyak analis mengatakan bahwa meskipun harga emas berkonsolidasi, tren dan momentum tetap bullish karena harga bertahan di atas USD 1.855 per ounce.

Kepala analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, meskipun dia secara teknis menyatakan harga emas akan bearish, dia tidak melihat alasan kejatuhannya akan dalam.

Dia menambahkan bahwa pasar kehilangan beberapa momentum dan perlu menemukan katalis baru untuk tren naik.

"Saya percaya The Fed salah, tetapi pasar telah membeli pandangan bahwa inflasi tidak akan berdampak besar pada perekonomian," katanya.

"Saya dapat melihat beberapa alasan jangka pendek menjadi negatif pada emas, tetapi saya melihat alasan fundamental yang kuat harga emas tidak akan mengalami kejatuhan yang dalam." tambah dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya