Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku cemas akan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi saat ini. Dia mengkhawatirkan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate di berbagai rumah sakit yang meningkat pada Mei-Juni 2021.
Jokowi lantas menceritakan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit secara nasional yang melonjak drastis. Itu tercermin dari angka bed occupancy rate di RS Wisma Atlet Jakarta yang naik pesat pada September 2020.
Baca Juga
Meski sempat mengecil, namun jumlah pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet kembali naik akibat libur Lebaran 2021.
Advertisement
"Pernah di September itu 92 persen. Saya betul-betul sudah gemetar dan grogi, tapi bisa turun, bahkan di pertengahan 18 Mei capai 15 persen. Sudah senang sekali saat itu. Tapi begitu ada liburan, hari ini saya harus ngomong apa adanya, 90 persen," ungkapnya dalam Munas Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6/2021).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini coba berkaca pada kenaikan kasus positif Covid-19 yang sempat terjadi di India. Menurut dia, fenomena kasus fluktuatif yang terjadi di Indonesia saat ini punya kemiripan dengan India.
"India pernah di 2020 berada di angka 50 ribu kasus aktif per hari. Kemudian turun jadi 9.000 kasus per hari, dan di akhir Januari ke Februari naik eksponensial dari 9.000 menjadi 370 ribu per hari. Lompatan yang sangat eksponensial sekali," ucap Jokowi.
Sementara di Indonesia, jumlah kasus aktif pada Februari 2021 sempat melonjak hingga kisaran 176 ibu kasus. Kemudian turun pada pertengahan Mei menjadi 87 ribu kasus.
"Dalam 4 bulan pelan-pelan turun sampai 87 ribu kasus. Tetapi begitu ada liburan, lebaran kemarin, plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. Ini lah yang saya sampaikan, kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tidak boleh lengah," imbuh Jokowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemenkes: Keterisian Tempat Tidur RS Rujukan Covid-19 di DKI Sudah Kritis
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Reni Rondonuwu mengatakan rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta sudah masuk tahap kritis. Penilaian ini dilihat dari bed occupancy rate (BOR) atau keterpakaian tempat tidur yang sudah lebih dari 80 persen.
"(BOR rumah sakit rujukan Covid-19) kota tertentu, termasuk DKI sudah kritis," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (23/6/2021).
Selain DKI Jakarta, rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga masuk kategori kritis. Menurut Maxi, kondisi ini berbahaya karena kapasitas fasilitas kesehatan di Indonesia terbatas.
"Kalau di Jakarta peralatannya saya kira tidak diragukan. Hanya kapasitas tempat tidur, itu yang dikhawatirkan. Terutama ruang ICU karena tidak mudah kita membuat ICU baru," ujarnya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, enam provinsi di Pulau Jawa menyumbang kenaikan kasus tertinggi pada 20 Juni 2021. Yakni, DKI Jakarta mengontribusi sebesar 387 persen dengan total kenaikan 20.634 kasus Covid-19.
Kemudian Jawa Barat menyumbang 115 persen dengan total kenaikan 8.382 kasus Covid-19 dan Jawa Tengah 105 persen dengan total kenaikan 5.896 kasus Covid-19.
Advertisement
BOR 6 Provinsi Pulau Jawa Lebih 80 Persen
Berikutnya, Jawa Timur mengontribusi 174 persen dengan total kenaikan 2.852 kasus Covid-19. DI Yogyakarta 197 persen dengan total kenaikan 2.583 kasus Covid-19 dan Banten meningkat 189 persen dengan total 967 kasus Covid-19.
Kenaikan kasus Covid-19 ini diikuti dengan meningkatnya BOR tempat tidur ruang isolasi rumah sakit rujukan covid. Bahkan, BOR 5 dari 6 provinsi Pulau Jawa mencapai lebih dari 80 persen per 21 Juni 2021. Hanya Provinsi Jawa Timur dengan BOR di bawah 80 persen, yaitu 66,67 persen.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com.