Meski Naik, Harga Emas Menuju Level Terburuk dalam 4 Tahun Terakhir

Harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.768,78 per ounce.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Jul 2021, 07:55 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Rabu, tapi menuju penurunan bulanan terbesar sejak November 2016. Hal ini karena investor waspada jelang laporan data pekerjaan AS yang dapat mengintensifkan kekhawatiran atas Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve AS (The Fed), yang mengurangi pembelian asetnya.

Dikutip dari CNBC, Kamis (1/7/2021), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD 1.768,78 per ounce setelah menyentuh level terendah sejak 15 April di USD 1.749,20 per ounce pada perdagangan Selasa. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,5 persen pada USD 1.771,60.

Kepala Pedagang di U.S. Global Investors Michael Matousek mengaitkan sedikit kenaikan harga emas dengan beberapa pembelian murah di pasar oversold dengan harga telah mundur sebanyak 8,6 persen dari level tertinggi yang dicapai pada awal Juni.

Harga emas telah terbebani oleh pergeseran hawkish Fed yang tiba-tiba.

"Dolar menguat, S&P 500 secara konsisten mencapai rekor tertinggi baru," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Chicago.

Indeks dolar naik 0,4 persen, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Selain itu, pejabat The Fed yang hawkish telah menegaskan kembali bahwa mereka akan menaikkan suku bunga pada tahun 2023 serta mulai mengurangi pembelian obligasi.

"Ini semua adalah hal yang dibenci investor emas," kata Streible.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Data Tenaga Kerja AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Investor sekarang menunggu nonfarm payrolls Departemen Tenaga Kerja AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 690.000 pekerjaan pada bulan Juni, menurut jajak pendapat Reuters.

Data tersebut mengikuti saran dari pejabat Federal Reserve bahwa bank sentral AS harus mulai mengurangi program pembelian asetnya tahun ini.

Matousek mengatakan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi akan tetap utuh karena inflasi kemungkinan akan bertahan lebih lama meskipun Fed lebih hawkish.

Di tempat lain, harga perak naik 1,2 persen menjadi USD 26,06 per ounce. Harga palladium naik 3,8 persen pada USD 2,780,45 per ounce, tetapi ditetapkan untuk penurunan bulan kedua berturut-turut.

Sedangkan harga platinum naik 0,6 persen menjadi USD 1.072,91 per ounce dan ditetapkan untuk penurunan bulanan dan kuartalan terbesar sejak Maret 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya