Harga Emas Tertekan karena Investor Kembali Koleksi Aset Berisiko

Di awal pekan ini, aset-aset berisiko seperti saham, obligasi dan komoditas mengalami lonjakan sehingga membebani harga emas.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Jul 2021, 06:54 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2021, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam lebih dari satu pekan pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi Waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga emas ini karena investor kembali masuk ke aset-aset berisiko seperti saham.

Mengutip CNBC, Kamis (22/7/2021), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.803,41 per ons pada pukul 12.27 malam ET, setelah mencapai level terendah sejak 12 Juli di USD 1.793,59 per ons.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.804,60 per ons.

Lonjakan penyebaran virus Covid-19 varian Delta menimbulkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi global. Hal ini membuat investor beramai ramai meluar dari aset berisiko pada perdagangan Senin lalu.

Namun pada perdagangan Kamis ini, saham dan obligasi susah mulai pulih lagi sehingga membebani gerak aset safe haven seperti emas.

“Ada napas lega di perdagangan ekuitas, tresury dan minyak dengan kembali naik. Tetapi ini tidak baik untuk emas," kata Kepala analis Blue Line Futures Chicago, Phillip Streible.

Direktur perdagangan logam High Ridge Futures David Meger menjelaskan, prediksi inflasi Bank Sentral AS atau the Fed terbukti benar, terutama mengingat meningkatnya kasus Covid-19.

Hal ini memberikan dampak negatif untuk instrumen lindung nilai seperti emas. Tetapi kebijakan moneter yang akomodatif dari the Fed akan mendukung harga emas.

Pejabat Federal Reserve AS akan bertemu minggu depan, sementara pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Harga Emas Dunia pada Pekan Ini

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada pekan ini harga emas diperkirakan akan bertahan di atas level USD 1.800 per ounce. Bahkan ada kemungkinan harga emas akan bisa reli menuju posisi USD 1.920 per ounce. 

"Adapun pendorong harga emas tersebut yakni Dolar AS," kata Broker Komoditas Senior RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan kepada Kitco News, Senin (19/7/2021).

Pandangan ini karena pada pekan lalu, harga emas mampu bertahan bahkan menguat meskipun dolar AS menguat. "Jadi arah greenback minggu ini bisa menjadi penting untuk harga emas," kata Pavilonis.

Melemahnya Dolar AS dapat memperkuat pasar emas dan membantunya melanjutkan reli ke posisi USD 1.920, sementara kenaikan tambahan dolar AS dapat memicu aksi jual ke level USD 1.600.

"Ini terjebak di bawah garis tren jangka panjang di bawah DXY. Dolar AS akan menembus ke atas atau mundur. Penurunan dolar AS akan baik untuk emas dan mungkin menjadi titik yang kita butuhkan untuk mencapai USD 1.920," jelas dia.

Meski diakui jika harga emas juga bisa menuju posisi turun hingga USD 1.600.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya