Proyek Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Capai 92 Persen

Perluasan Bandara Sam Ratulangi melingkupi terminal penumpang dan fasilitas penunjang bandara lainnya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Agu 2021, 18:42 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2021, 18:42 WIB
Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, pintu masuk jalur udara ke Sulawesi Utara.
Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, pintu masuk jalur udara ke Sulawesi Utara.

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan Bandara Sam Ratulangi di Manado dengan perpaduan konsep tradisional dan modern masih terus berlangsung.

Perluasan yang melingkupi terminal penumpang dan fasilitas penunjang bandara lainnya telah mencapai 92 persen sampai 22 Juli 2021.

"Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado dilakukan untuk mendukung pengembangan pariwisata Sulawesi Utara, khususnya Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (1/8/2021).

Pengembangan bandara ini memperluas terminal penumpang menjadi 57.296 meter persegi dari 26.481 meter persegi.

Perluasan terminal ini membuat Bandara Sam Ratulangi Manado mampu menampung hingga 5,7 juta penumpang per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun.

Sebagai informasi, pada 2019 Bandara Sam Ratulangi Manado telah melayani 2,2 juta penumpang, dengan 22,7 ribu pergerakan pesawat, serta 13.601.241 kg kargo.

Sedangkan pada 2020, trafik penumpang Bandara Manado sebanyak 938.705 penumpang, trafik pesawat sebesar 12.435 pesawat, dan trafik kargo sebesar 15.250.319 kg.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

 

Fasilitas

Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado yang menghubungkan jalur penerbangan ke Talaud dan Sangihe.
Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado yang menghubungkan jalur penerbangan ke Talaud dan Sangihe.

 

Meski saat ini saat ini kondisi industri pariwisata cukup terpukul dengan adanya pandemi Covid-19. Ia menilai potensi pertumbuhan industri pariwisata cukup tinggi.

Kombinasi tradisional dan modern di bandara dituangkan dalam berbagai aspek ornamen. Misalnya, sentuhan tradisional berupa motif batik Tarawesan Pareday.

Itu ditampilkan dalam bentuk geometris yang menyerupai sebuah perulangan garis sebagai representasi sebuah simbol gelombang kehidupan manusia yang hadir dari dua arah, yaitu arah atas dan bawah. Sementara sisi modern akan tampak pada fasilitas-fasilitas terminal yang berstandar internasional.

Bandara Sam Ratulangi Manado juga dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan fix bridge yang semula 3 unit menjadi 5 unit. Konter check-in dari 30 unit menjadi 45 unit.

Area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan. Untuk roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.

Bandara Sam Ratulangi Manado merupakan gerbang internasional di bagian utara Indonesia. Sebelum pandemi merebak, banyak penerbangan internasional dari dan menuju beberapa kota di China, seperti Guiyang, Hangzhou, Shanghai, Shenzen, Makau, Chengdu, Chonhqing, dan lainnya.

Berdasarkan data Kantor Imigrasi TPI I Manado, sepanjang tahun 2019 tercatat sebanyak 116.144 turis Cina masuk ke Sulawesi Utara melalui Bandara Sam Ratulangi Manado atau meningkat 8,5% dibandingkan tahun 2018.

Bandara Sam Ratulangi Manado adalah salah satu dari 4 bandara yang ditargetkan selesai pengembangannya pada tahun 2021 ini.

Tiga bandara lainnya di antaranya yaitu Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Lombok Praya, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya